Jatuh Bangun Tisna Jualan Jersey Bola hingga Kuliahkan Anak S2

Serba-serbi Warga

Jatuh Bangun Tisna Jualan Jersey Bola hingga Kuliahkan Anak S2

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Selasa, 30 Apr 2024 07:30 WIB
Tisna penjual jersey sepak bola yang kuliahkan anak hingga S2.
Tisna penjual jersey sepak bola yang kuliahkan anak hingga S2. Foto: Anindyadevi Aurellia/detikJabar
Bandung -

Angin segar tengah berhembus ke usaha milik Tisna (53). Pria asal Cicadas, Kota Bandung itu membuka gerai toko Tisna Sport di komplek Stadion Siliwangi, Jalan Lombok, Kota Bandung.

Sudah hampir sebulan ini, jersey bola Timnas Indonesia dagangannya laris manis. Keberhasilan Timnas Indonesia melaju ke babak semifinal Piala Asia U-23 2024, membuat dirinya ikut kecipratan berkah.

"Antusiasnya luar biasa bagus, habis-habisan semua (stok baju). Ini juga saya cuma kebagian stock 12 pcs. Ada juga beberapa stock baju udah tinggal yang ukuran XXL gitu, sekarang jual seadanya aja model sama ukurannya," ceritanya dengan antusias pada detikJabar, Senin (29/4/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tapi, di balik cerita bahagianya di tengah euforia permainan Timnas Indonesia, ada banyak kisah jatuh bangun Tisna mempertahankan usahanya. "Saya udah delapan tahun dagang, kalau saya bilang ya rugi terus. Bayangin 2020 COVID-19, tapi kan bayar sewa toko mah harus tetep padahal usaha mana yang nggak goyang di tahun itu. Terus sepi karena ya misal ada stok sisa kaos Persib, tapi mainnya lagi nggak bagus," ceritanya.

Maklum, dagangannya bisa dibilang hanya laris pada musim-musim tertentu. Bahkan, ia menyebut keuntungannya bergantung pada bagus atau tidaknya permainan bola di tim-tim tertentu.

ADVERTISEMENT

"Nggak tentu penjualan sehari mah, karena kita harus bisa baca pasar. Misalnya, yang mainnya lagi bagus tuh Timnas sama Persib sekarang juga lagi bagus kan. Kita pasang lah jersey Persib, Timnas," tutur Tisna.

"Nanti kalau lagi nggak bagus yang tim di Indonesianya, kita pasangnya baju bola Eropa, misal Ronaldo lagi bagus nih banyak yang ngomongin dan nyari, kita pasang di depan, siapin stoknya," lanjut dia.

Demi mempertahankan usahanya, Tisna rela menjual banyak barang-barang berharga yang tersisa. Bahkan, di pertengahan tahun ini ia sempat berpikir untuk tutup toko dan beralih menjadi PKL.

"Motor, emas, saya jual-jualin. Dulu di sini ada mesin cutting sama sablon, udah saya jualin juga. Ya gimana, ini kalo nggak dipertahanin juga sayang sebenernya, udah punya langganan juga," kenangnya.

"Saya mikir apa udah ajalah, ini sisanya saya packing balik PKL aja kalau misal emang nggak untung. Tapi ini saya nunggu dulu, Mei semoga Persib menang dan kaos pada habis banyak yang beli. Semoga jadi ada modal lagi buat beli bajunya sama sewa toko," doa Tisna.

Menurutnya, berjualan jersey bola sudah jalan takdir buat dia dan keluarga. Nyatanya dari hasil jatuh bangun Tisna berdagang merchandise bola, ia sanggup menyekolahkan putri sulungnya hingga S2.

Jerih payahnya sebagai seorang ayah, tak lain hanya untuk kedua anak tercinta. Memang sejak lebih dari 20 tahun yang lalu, Tisna merasa dekat dengan dunia stadion.

"Saya dulu sempat kerja ekspedisi di salah satu pusat perbelanjaan 11 tahun terus keluar. Saya jadi calo tiket sempet, tapi rasanya mah uang tuh habis terus. Saya cari yang lain, jualan baju bola akhirnya. Awalnya jadi PKL di trotoar bertahun-tahun," cerita Tisna.

"Terus saya dapet warisan dari orang tua. Saya sewa lah toko, tempatnya yang bagus kan di stadion ini legendaris. Sama buat modal beli bajunya. Alhamdulillah ya rejeki mah buat anak, sekarang anak saya S2 mau tesis di UPI Kimia," lanjutnya.

Tak terasa delapan tahun sudah ia berdagang di toko Tisna Sport. Ia pun sempat bercerita bagaimana dirinya berusaha untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi putra putrinya, di tengah keterbatasan sebagai wirausaha.

"Saya daftarin ke bimbel yang bagus, temennya orang-orang kaya. Kalau liburan katanya pada ke Jepang, Singapura, anak saya bilang cuma jadi pendengar aja. Dia nggak minder. Alhamdulillah, sekarang dia lagi jadi pengajar privat. Adiknya kelas 3 SMP mau ke SMA, tapi alhamdulillah Negeri jadi nggak terlalu mahal," ucapnya.

"Harapannya semoga Timnas menang, Persib menang. Menang semua biar dagangan saya juga habis semua, saya punya modal lagi. Da buat siapa uang mah semua buat anak," doa Tisna.

(aau/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads