Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Barat mencatat saat ini pengangguran terbuka di Jabar mencapai 1,86 juta. Angka tersebut terus menurun pasca COVID-19.
Kadisnakertrans Jabar Teppy Wawan Dharmawan mengatakan, pasca COVID-19 UMKM dan sektor informal terus bergeliat di Jabar.
"Kita dalam lima tahun terakhir 2-2,1 juta yang di rilis BPS. Tahun 2023 di Bulan Agustus, kita termasuk turun jadi 1,86 juta, terserap 300 ribuan. Membuktikan bahwa pasca COVID naik kembali," kata Teppy usai meninjau ITB Integrated Career Days 2024 di Sabuga, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Jumat (19/4/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemprov Jabar terus menggenjot angka pengangguran di Jabar. Pihaknya berharap di tahun 2024 ini, angka pengangguran kembali turun di angka 300 jiwa.
"Sedang kita rumuskan secara sistematik, sedang dibahas dalam RPJMD kita targetkan turun sama seperti tahun kemarin paling tinggi 5 persen, menjadi 1,3 juta dari 1,86 juta," ungkapnya.
Disingung sektor apa saja yang dapat menyerap angka pengangguran di Jabar, Teppy sebut sektor formal dan informal diharapkan bisa mengurangi angka pengangguran di Jabar.
"Dari pengalaman kemarin paling tangguh UMKM, saya yakin bahwa menghitung dan menargetkan dari hulu ke hilir UMKM bisa. Kedua industri formal tapi kita lihat dulu investasi ya. Investasi kita semua tidak punya kendali sendiri, investasi datang dan kita ikut kesesuaian investasi," jelasnya.
"Katakan investasi baterai, tapi kita menaruh harapan pada industri mandiri, termasuk industri kreatif seperti tahun kemarin termasuk kita pertahankan yang 2,3 juta itu," tambahnya.
(wip/mso)