Badan Pusat Statistik (BPS) merilis tingkat inflasi year on year (YoY) di Jawa Barat pada Maret 2024. Adapun inflasi year on year (y-on-y) Jawa Barat sebesar 3,48 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,78.
Dalam rilisnya, BPS juga menyebut inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Subang sebesar 4,69 persen dengan IHK sebesar 108,67 dan terendah terjadi di Kota Bandung sebesar 2,58 persen dengan IHK sebesar 105,9.
Tingginya inflasi di Kabupaten Subang membuat pemerintah tidak tinggal diam. Pemprov Jabar dalam hal ini akan menggenjot operasi pasar hingga gerakan pangan murah untuk menekan inflasi di daerah pantai utara tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sampaikan kabupaten dengan inflasi tertinggi Maret 2024 adalah Kabupaten Subang 4,69 persen, adapun paling rendah Kota Bandung 2,58 persen," kata Sekda Jabar Herman Suryatman, Kamis (4/4/2024).
"Subang kita genjot, kita hadirkan operasi pasar dari provinsi kemudian dari pemkab juga ditambah gerakan pangan murah," imbuhnya.
Herman menyebut, Pemprov Jabar telah menyiapkan 161 ribu paket sembako murah yang sudah disebar ke 27 kabupaten/kota yang saat ini sudah 47 persen terdistribusi dengan harapan harga di pasar terjangkau dan stoknya memadai.
"Dalam beberapa hari terakhir jelang lebaran kita akan tuntaskan, waktu masih memadai di Jabar, lebaran inflasi terkendali dengan indikasi yang pertama harga terjangkau, stok tersedia, makanya kami konsen dengan itu," ujarnya.
Menurutnya, untuk menekan inflasi diperlukan kolaborasi dari berbagai pihak. Herman juga menyebut pihaknya telah meminta Dinas Perhubungan untuk memastikan distribusi pangan tidak terganggu.
"Komunikasi juga harus efektif, kalau ada dinamika langsung intervensi, transportasi juga harus lancar, dishub sudah kami tugaskan. Inflasi Jabar harus terkendali dengan kolaborasi," tegas Herman.
"Dinas harus pro aktif, jangan nunggu Pemkab, misal seperti Subang kita langsung jemput aja inflasi tinggi kita turunkan sampai 3 dan kurang dari itu bahkan," pungkasnya.
(bba/sud)