Setiap orang memiliki hobi atau kegemaran yang berbeda. Vina Ramadhan (31) misalnhya. Perempuan asal Pangandaran ini agak laen dibanding perempuan lain pada umumnya.
Ia hobi merawat ular. Namun dari hobi itu Vina justru bisa meraup cuan dengan omzet puluhan hingga ratusan juta.
Sejak kecil Vina sudah mencintai reptil. Bahkan kecintaan terhadap reptil membuatnya sukses mendirikan kebun reptil yang bernama Zeround EduPark.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini Zeround Edupark menjadi destinasi wisata edukasi yang banyak diminati wisatawan lokal, terutama anak-anak. Zeround Edupark berlokasi di Dusun Sinargalih RT 01 RW 09 Desa Cibenda, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran. Jaraknya dari Bunderan Marlin Pangandaran sejauh 20,7 km atau 47 menit perjalanan darat.
Vina membagi sejumlah cerita soal dunia reptil yang dicintainya. Menurutnya ada tiga macam tipe pencinta reptil. Pertama, mereka yang menyukai dan memelihara reptil dengan tujuan konservasi. Kedua karena memang hobi dan ketiga karena seller atau penjual yang memang mencari keuntungan finansial.
"Kalau saya ketiganya, dari hobi hingga komersil," kata Vina kepada detikJabar saat ditemui, Kamis (14/3/2024).
Sebagai perempuan biasa, Vina mengaku ingin hidup mandiri secara finansial mengingat keinginan dan kebutuhan sangat banyak. Maka bisnis reptil menjadi pilihan usaha bagi Vina.
"Kebutuhan saya sebagai perempuan dan saya tidak mau membebani siapapun, meskipun ujung-ujungnya tetap menjadi tanggungan suami," ucap Vina.
Bagi Vina, perempuan punya hak yang sama dalam menjalankan hobinya dengan laki-laki. Ia mengatakan pertama kali memelihara reptil saat gadis yaitu Xenopeltis unicolor atau sering disebut ular pelangi. Ia membelinya berbarengan dengan green atau iguana baby.
"Ketertarikan untuk pelihara hewan reptil saat itu dimulai sejak usia 20 tahun. Ya karena suka aja sama hewan reptil," ungkapnya.
Menurut Vina, kecintaannya terhadap hewan reptil tumbuh saat banyak stigma negatif bahwa hewan reptil itu berbahaya. "Padahal semua itu merupakan makhluk hidup. Seperti salah satu contohnya masih banyak warga yang membunuh ular ketika ditemukan di rumah, padahal masih bisa ditangani dengan tenang," katanya.
![]() |
Saat ini Vina sudah memiliki rumah bagi para hewan reptilnya bernama Zeround EduPark yang ia resmikan secara komersil pada 17 Maret 2022. Menjalankan bisnis reptil bagi Vina bukan sekadar hobi, tapi bisa menghadirkan rezeki bagi keluarga kecilnya. Ibu dua anak itu mengatakan bisa menghasilkan omzet puluhan hingga ratusan juta sebulan.
"Penghasilan puluhan hingga ratusan juta per bulan itu, bukan hanya dihasilkan dari jual-beli hewan reptil saja, tetapi aksesoris keperluan kandang dan perlengkapan perawatan hewan reptil sebetulnya yang paling gede," jelas Vina.
Menurutnya untuk penjualan bisnis perlengkapan hewan reptil dan jual-beli hewan reptil dilakukan secara jaringan ke berbagai daerah di Indonesia. Penjualan dilakukan secara online maupun offline oleh Zeround Edu Park.
Vina sendiri merasa bangga karena saat ini bisa membuka peluang kerja bagi warga sekitar untuk mengelola Zeround EduPark. Sebab hobinya justru memberi manfaat bagi orang lain.
"Alhamdulillah mampu membuka peluang dan lapangan pekerjaan untuk lingkungan sekitar, dan memperbanyak populasi dengan breeding," ucap dia.
Koleksi hewan yang berada di Zeround EduPark sendiri saat ini ada lebih dari 60 hewan reptil, burung, dan berbagai jenis hewan mamalia. Adapun pekerjanya adalah warga lokal.
![]() |
KUR BRI Bantu Kembangkan Usaha Zeround Edupark
Vina mengatakan perjalanannya mendirikan kebun reptil tidak semanis yang diceritakan secara singkat soal omzet ataupun buah manis. Ada banyak lika-liku yang dijalani.
"Karena tentu yang namanya usaha naik turun, ada untung ataupun rugi. Semua pengusaha pasti merasakannya," ucap Vina.
Menurutnya, awal permodalan pertama dari profit usaha yang sebelumnya dan dari gaji kantoran. "Waktu itu suami masih kerja kantoran sebagai marketing perum. Menabung hingga mulai membeli tanah buat kandang-kandang reptil," kata Vina.
Namun, katanya, modal itu tetap saja sedikit dan agak lumayan susah untuk dikembangkan tanpa modal rupiah yang memadai. "Jadi tidak semudah yang dibayangkan waktu awal merintis itu. Memang untuk memulai usaha modal utama bukan uang tapi kepercayaan, tapi untuk pengembangan tentu saja kita tetap butuh modal yang cukup," ujarnya.
Vina mengaku sempat bingung cari permodalan usahanya saat itu. Bahkan menurutnya sangat tidak pede untuk mengajukan pinjaman.
"Kita waktu itu gak berani pinjam ke bank atau kemanapun awal nya karena kan baru merintis, selain belum ada sesuatu berharga yang bisa untuk jaminan, juga ngeri ga bisa bayar," ucap dia.
Namun, kata Vina, setelah usaha jualan reptil dan aksesoris kandang ini berjalan 1 tahunan, penjualan cukup stabil, mulai memiliki karyawan, dan butuh pengembangan untuk tempat produksi/pabrik, stok bahan baku, stok produk.
"Barulah kita memberanikan diri untuk mengajukan pinjaman KUR ke BRI. Alhamdulillah prosesnya dimudahkan sekali, gak banyak basa-basi pencairan cepat, pembayaran angsuran sangat ringan buat kami sekelas UMKM," katanya.
Pertama kali pinjam tahun 2019, Vina langsung mendapatkan permodalan sebesar Rp 50 juta. "Pertama dapat pinjaman KUR langsung Rp 50 juta," ujarnya.
Vina merasakan bentuk kondisi setelah menerima bantuan permodalan dari BRI sangat jauh berbeda dari sebelumnya. "Setelah menerima KUR kami memiliki pabrik pembuatan aksesoris kandang reptil atau hewan peliharaan yang lebih luas. Jualan ini disamping merawat kebun reptil yang mulai dikunjungi wisatawan sekolah atau pelajar," katanya.
Dia berkata, jika pabrik pembuatan aksesoris hewan peliharaan dan kebun reptil berjalan beriringan. "Namun kadang keduanya dalam posisi berbeda, kalau kebun reptil ramai saat weekday karena sasaran kunjungan memang anak sekolah. Kalau usaha aksesoris hewan ada hampir setiap hari, karena jual online juga," ucapnya.
"Jadi lebih banyak dan berimbas pada proses perputaran penjualan produk semakin cepat omzet pun ikut melejit," ucapnya.
Vina kemudian melunasi pinjaman KUR pertama dan mengajukan modal yang lebih besar. "Pinjaman kedua mencoba mengajukan lebih besar, sekitar Rp 100 juta," katanya.
Dari modal kedua itulah, tahun 2021 Vina memperluas kebun reptilnya, dari semula hanya puluhan bata saja sekarang mempunya setengah hektar lahan kebun reptil. "Kurang lebih sekarang ada 500 meter persegi atau setengah hektar, itu terbantu dari pinjaman KUR BRI," katanya.
Selain itu, Vina juga menambah koleksi hewan reptil yang ada di Zeround Edupark. "Jadi usahanya beriringan," ucap Vina.
"Alhamdulillah dari usaha ini kita bisa buka kebun reptil, sudah gak bingung biaya sekolah anak-anak, cita-cita untuk buka lapangan pekerjaan masyarakat sekitar juga terwujud," katanya.
![]() |
Kunjungan ke Zeround Edupark Terus Meningkat
Vina mengatakan sejak diresmikan April 2022, kunjungan ke kebun reptil miliknya terus meningkat. Peningkatan itu, karena daya tarik ada perluasan lahan dan jumlah koleksi.
"Alhamdulillah setelah perluasan lahan, penambahan jumlah koleksi reptil, kunjungan dari bulan ke bulannya bertambah," kata dia.
Tahun pertama buka, menurut Vina hanya mentok di 5 ribu pengunjung setiap harinya mauapun Weekday dan Weekend. Sementara, saat ini kunjungan per harinya saat sebelum ramadan mencapai 10-15 ribu pengunjung per hari.
"Kalau sekarang weekday ataupun weekend stabil 15 ribuan pengunjung yang masuk. Untuk tiket per orangnya hanya Rp 15 ribu," kata Vina.
![]() |
Masuk Daftar Wisata Edukasi di Pangandaran
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Pangandaran Tonton Guntari mengatakan, kebun reptil milik Vina saat ini masuk daftar wisata edukasi bersama dengan konservasi penyu Batuhiu, Akuarium Indonesia dan Museum Nyamuk.
"Untuk mengisi kunjungan di weekday, kami jadikan Zeround Edupark rekomendasi wisata edukasi di Pangandaran," kata Tonton.
Menurutnya, selain memberikan ruang liburan sekolah untuk weekdays, bisa untuk study tour ke Pangandaran bagi siswa luar daerh. "Kami sudah tawarkan kepada travel agent di beberapa daerah untuk wisata edukasi di Pangandaran," ucapnya.
Pemberdayaan UMKM Melalui KUR BRI di Jabar
Regional CEO BRI Bandung Sadmiadi mengatakan, selama 6 (enam) tahun terakhir BRI Regional Office Bandung telah menyalurkan pinjaman KUR kepada 3,9 juta nasabah.
"Sebanyak 3,9 juta nasabah itu dengan total nominal penyaluran sebesar Rp 102 triliun di Jawa Barat wilayah kerja BRI Regional Office Bandung, di luar Bogor, Depok, Bekasi, Karawang yang termasuk wilayah kerja BRI Regional Office Jakarta 2," kata Sadmiadi, belum lama ini.
Menurutnya, BRI terus melakukan upaya untuk mendukung UMKM naik kelas seperti, membina klaster usaha yaitu community approach dengan memberikan pembinaan literasi bisnis dan digital kepada kelompok usaha yang terbentuk berdasarkan kesamaan usaha dalam satu wilayah. "Saat ini BRI Regional Office Bandung sudah memiliki 867 klaster usaha binaan," terangnya.
Selain itu, kata Sadmiadi, BRI juga berperan aktif membina UMKM melalui Rumah BUMN untuk pengembangan UMKM (Go Modern, Go Digital, Go Online, Go Global). "Terdapat 3 Rumah BUMN yang berlokasi di Bandung, Purwakarta, dan Tasikmalaya," ucapnya.
Agus berkata, saat ini juga telah melakukan pemberdayaan kepada UMKM dan masyarakat melalui CSR yang telah disalurkan sebesar Rp 33,4 miliar dari 2020 s.d 2023.
"Kami juga buka akses untuk para pelaku usaha melalui LinkUMKM," ucapnya.
Ia mengatakan LinkUMKM ini merupakan Platform Pemberdayaan Digital yang bertujuan untuk meningkatkan kapabilitas UMKM Indonesia melalui program terintegrasi yang dapat diakses melalui website & aplikasi.
"Terdapat juga scoring assessment untuk penilaian UMKM naik kelas dimana terdapat 200.591 UMKM naik kelas di BRI Regional Office Bandung," ucapnya.
(orb/orb)