Berbagai cara bisa dilakukan untuk mendatangkan pundi-pundi Rupiah. Seperti yang dilakukan petani muda asal Parungponteng, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Adi Amalia Alamsyur.
Petani berusia 41 tahun itu menggeluti budi daya ikan hias, dan ikan konsumsi sejak tahun 2010. Ikan yang dibudi daya mulai dari koi, gurami padang, dan ikan untuk konsumsi ikan lainnya, seperti nila prima hingga mujair.
"Awal tahun 2010 lalu saya mulai menggeluti bisnis ikan ini. Perlahan sambil belajar otodidak saya budi dayakan ikan koi, gurami padang, dan ikan nila prima sampai mujair," kata Adi Amalia Alamsyur kepada detikjabar, Minggu (28/1/24).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terdapat sepuluh kolam ikan berukuran empat kali tujuh meter untuk budi daya. Prosesnya mulai penetasan telur ikan, benih, hingga ikan siap panen. Masing-masing kolam itu difungsikan berbeda. Sebab, setiap proses dari penetesan hingga panen dipisahkan. Pemberian pakan pun dilakukan secara berkala setiap hari.
"Jadi mulai telur sampai benih, sampai ikan siap panen semua saya urusi. Ada 10 kolam buat budi daya. Ukuranya nggak terlalu besar, walau ada yang satu kolam besar," kata Adi.
![]() |
Namun, saat usia ikan masuk dua bulan, ikan hias koi, ikan gurami padang dan ikan nila prima disatukan dalam kolam yang sama. Tujuanya, agar ikan koi lebih kuat serta kualitasnya lebih terjaga. Sementara itu, ikam nila dianggap rasa dagingnya makin lezat.
"Kalau anakan dipisah, nah pas usia dua bulan baru disatuin di kolam ikan yang besar. Kualitasnya jadi terjaga baik ikan nila maupun koi," tambah Adi.
Ikan nila prima di lokasi ini berbobot besar mencapai tiga kilogram per ekor. Satu kilogramnya dihargai Rp 35 ribu.
Sementara ikan koi dijual bervariasi tergantung motif, harganya jutaan hingga ratusan juta Rupiah. Bisnis budidaya ikan mendatangkan untung yang cukup menggiurkan. Cuan dihasilkan antara Rp 10 juta sampai Rp 15 juta per bulan.
"Lumayan, ketika digeluti profesional dengan pakan yang kualitas, omzet yah diitung itung ada Rp 10 sampai Rp 15 jutaan mah sebulan. Lumayan buat kebutuhan," tambah Adi.
Panen ikan ini dilakukan dua pekan sekali. Ikan dikirim kesejumlah Kota di Jawa Barat. Meski demikian, banyak juga warga lokal yang membeli harian untuk kebutuhan makan sehari hari.
Konsumen mengaku kualitas ikan yang dibudi daya berbeda. Ikan konsumsi memiliki daging yang lezat. Sementara ikan hias koi lebih tahan lama meski minim perawatan.
"Enak rasa ikannya gurih, saya beli ikan koi juga nggak gampang mati," kata Dendi salah seorang pembeli asal Tasikmalaya.
(sud/sud)