Capaian manis didapat Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Jawa Barat sepanjang tahun 2023. Itu setelah mayoritas target pendapatan yang dicanangkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat mampu terealisasi dengan baik. Kini Bapenda menatap tahun 2024 dengan mengejar berbagai inovasi baru.
Berdasarkan data kinerja pada tahun 2022 Bapenda Jabar merealisasikan pendapatan daerah sebesar Rp33,23 triliun. Di tahun 2023, Bapenda Jabar berhasil meningkatkan pendapatan daerah menjadi Rp34,77 triliun atau naik 4,63 persen.
Pendapatan itu didatap dari berbagai sektor, yakni Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang realisasinya mencapai Rp24,37 tirliun yang terdiri dari pajak daerah Rp22,52 triliun, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Rp541,13 miliar, retribusi daerah Rp60,7 miliar dan lain-lain PAD yang sah Rp1,25 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara realisasi dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) mencapai Rp9,20 triliun atau melebihi target hingga 102,17 persen, kemudian pajak atas penggunaan bahan bakar Kendaraan bermotor dan alat berat (PBBKB) Rp3,54 triliun atau 104 persen dan pengambilan pajak atas pengambilan dan/atau pemanfaatan air permukaan (PAP) Rp 70,68 miliar atau realisasinya 100 persen.
Kemudian, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) dan Pajak Rokok realisasinya mencapai lebih dari 90 persen meski dihadapkan pada faktor eksternal, seperti kondisi daya beli dan kekuatan produksi industri. Masing-masing dibukukan di angka Rp6,01 triliun dan Rp3,68 triliun.
Kepala Bapenda Jabar Dedi Taufik mengapresiasi kinerja dari semua pegawai sepanjang tahun 2023. Semua hal yang positif ia sebut akan ditingkatkan. Sebaliknya, catatan minor menjadi bahan evaluasi.
"Tentu capaian ini perlu disyukuri dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Saya tentu harus mengapresiasi kerja keras semua teman-teman yang terlibat, juga tim Pembina Samsat. Agenda, strategi untuk tahun ini sudah kami susun dan diharapkan semua bisa fokus kembali dan jangan cepat puas," kata Dedi dalam keterangannya, Minggu (21/1/2024).
Di tahun 2024 ini, Dedi mengungkapkan Bapenda Jabar akan mengejar keberlanjutan atau penyempurnaan invoasi teknologi digital. Target ini akan memfokuskan untuk kemudahan pelayanan yang bermuara pada peningkatan kesadaran para wajib pajak.
"Inovasi layanan tetap menjadi salah satu prioritas. Transaksi wajib pajak yang menggunakan (aplikasi) Sambara tiap tahun trennya meningkat. Kemudian, kami ingin memperluas area yang menjadi percontohan dari sisi pelayanan," ujarnya.
"Lalu, pencapaian Bapenda juga tidak terlepas dari implementasi pembangunan zona integritas di 34 Pusat Pengelolaan Pendapatan Daerah Wilayah (P3DW). Itu kan sebagai salah satu bagian dari implementasi area pengawasan reformasi birokrasi," lanjutnya.
Capaian kinerja Bapenda Jabar selama tahun 2023 turut diapreasiasi Penjabat Gubernur Jabar Bey Machmudin. Menurut Bey, Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) menjadi pemasukan andalan untuk Pendapatan Asli Daerah. Meski begitu, dia menginginkan Bapenda untuk mampu mengatasi tantangan yang ada seperti visi nol emisi. Bey juga meminta seluruh OPD di Jabar agar bisa mencari potensi lain sebagai pendapatan daerah.
"PKB itu mengandalkan kepada bahan bakar fosil. Sementara kita menuju zero emmision. Makanya saya minta semua dinas jangan terlena. Penting mencari sumber pendapatan lain seperti pariwisata," ucap Bey.
Salah satu sektor yang menurut Bey bisa jadi penyumbang pendapatan daerah adalah sektor pariwisata dimana Jabar memiliki potensi pariwisata yang unggul mulai dari kawasan pantai hingga pegunungan. Belum lagi kawasan Ciayumajakuning kini menjadi primadona baru pariwisata dengan keberadaan Bandara Kertajati.
"Saya apresiasi kinerja Bapenda. Tapi, dinas-dinas lain, infrastuktur maupun pariwisata harus mulai bergerak. Makanya saya minta sekarang itu ke seluruh Kepala Dinas OPD itu saya minta, satu kerja baik, tapi kerja baik itu bukan kerja baik datang ke kantor, pulang jam pulang kantor," kata Bey.
"Melakukan inovasi terus perhatikan potensi. Kerjasama dengan banyak pihak. Jadi kalau kita mau maju ya siapa lagi kalau bukan dimulai dari gedung sate kebijakan itu. Saya beri kebebasan kepada mereka untuk bekerja dengan baik, saya tidak pernah menekan untuk ini itu," pungkasnya.
(bba/mso)