Pedagang Pasar Baru Bandung turut berkomentar terkait kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) Jawa Barat. Mereka justru gelisah lantaran dikhawatirkan kenaikan UMP akan berpengaruh pada daya beli.
"UMP salah satu indikator. Bisa saja pertumbuhan ekonomi melambat, berujung pada daya beli menurun. Ada pengaruh," ujar Ketua Himpunan Pedagang Pasar Baru Iwan Suhermawan di Pasar Baru Bandung, Kamis (23/11/2023).
Iwan menyebut, jika banyak variabel yang memengaruhi daya beli turun. Jangankan UMP, harga cabai naik pun berpengaruh pada inflasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Daya beli turun variabel banyak, bukan hanya UMP yang naiknya rendah, misal kemarau panjang dan banyak gagal panen di daerah-daerah itu bisa berpengaruh terhadap inflasi," ungkapnya.
"Pasti daya beli turun berpengaruh karena inflasi efeknya. Cabai naik aja inflasi, apalagi UMP yang berakibat ratusan ribu, bahkan juta ya," tambahnya.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga belum sepenuhnya normal usai Pandemi COVID-19. Meski, perekonomian sudah berjalan lagi dibandingkan saat COVID-19, namun dia menilai pertumbuhan ekonomi masih lambat.
"Sudah lebih baik dari kemarin, tapi pertumbuhan ekonomi melambat. Karena banyak juga, seperti mereka buka pabrik, aktivitas berjalan, tapi kan terevaluasi misalnya produksi turun ada pengurangan tenaga kerja itu berpengaruh terhadap daya beli. Misal orang dikeluarkan kerja di pabrik otomatis daya belinya hancur," tuturnya.
Irwan, salah satu pedagang di Pasar Baru Bandung berharap, kenaikan UMP seimbang dan daya beli tetap terjaga.
"Kita mah gak mau daya beli turun, apalagi sampai terjadi inflasi, karena bisa repot semuanya apalagi dampak perekonomian," ujarnya singkat.
"Harapannya seimbang, gak ngerugiin buruh dan tidak memberatkan pengusaha," tambahnya.
Sebelumnya, buruh juga mengkhawatirkan jika UMP naiknya tidak sesuai yang dikehendaki atau diharapkan naik 15 persen, dikhawatirkan daya beli menurun.
"Karena kenaikan 70 ribu, daya beli buruh akan merosot, tidak punya daya beli sehingga berpengaruh pada daya beli," kata Ketua KSPI Jabar Roy Jinto kepada detikJabar belum lama ini.
(wip/dir)