Demi menjaga stabilitas harga, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM). Sejumlah komoditas kebutuhan warga dijual murah dalam kegiatan tersebut.
Setelah menggelar GPM di Gedebage pada minggu lalu, Selasa (14/11) ini, GPM hadir di Kodim 0618 Kota Bandung. Dari berbagai produk pangan yang hadir pada GPM kali ini, Hataki (Hasil Tani Kita) adalah salah satunya. Hataki menjual produk tani sayur hingga bibitnya.
Rizka sebagai tim pemasaran yang mewakili Hataki mengatakan, bahwa kegiatan rutin GPM ini sangat membantu mereka. Ini karena metode pemasaran lewat bazar GPM ini dinilai lebih efektif. Rizka menyebutkan bahwa ada lebih banyak penjualan di bazar GPM dibandingkan penjualan secara daring.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alhamdulillah banyak juga yang minat. Ini tadi kita bawa banyak, tinggal sisa segini. Dibandingkan daring dan bazar, banyaknya (penjualan) di bazar. Karena di bazar berlembaga gitu kan, banyak orang juga," jelas Rizka.
Hataki adalah sebuah kelompok tani yang menjual langsung produk taninya ke konsumen. Oleh karena itu, hasil tani Hataki pun memiliki harga yang lebih murah dari pasar.
Rizka menjelaskan, bahwa ini terjadi karena konsep penjualan langsung ini, di mana rantai penjualan yang biasanya panjang jadi pendek, sehingga juga memotong biaya distribusi dan lainnya.
"Karena kita memotong mata rantai juga. Kan biasanya dari petani, langsung ke bandar, ke pasar besar, ke pasar kecil, ke tukang sayur. Kan itu banyak rantai, jadi harganya semakin naik. Karena kita dari petani langsung ke konsumen jadi harganya lebih murah," terang mahasiswi Agribisnis Universitas Bale Bandung tersebut.
Sayuran yang dijual Hataki pada bazar GPM ini berkisar di harga Rp5.000 dengan kuantitas yang tidak bisa dibilang sedikit. Rizka juga menjelaskan bahwa penentuan harga sebesar Rp5.000 itu karena ingin menyesuaikan pada sifat konsumen. Selain itu nilai praktis juga menjadi alasan.
"Karena biar praktis aja gitu. Terus kebanyakan kan orang-orang yang beli pengennya jangan terlalu kebanyakan. Terus kalau curah ribet gitu, harus ditimbang dulu. Kalau udah gini kan simple, tinggal ambil ambil aja gitu," jelasnya.
Meskipun harganya relatif sama, kuantitas tiap produk bisa berbeda. Penentuan harga dan kuantitas, disebut Rizka, dipengaruhi oleh harga curah tiap itemnya.
"Jadi setiap itemnya nggak sama. Kayak misalnya tomat, ada 1/2 kg-an. Jadi kita menyesuaikan sama harga curahnya juga. Misalnya ini cabe kan lagi tinggi ya (harganya), curahnya kita jual Rp90.000 sekilo. Nah kalau di-pack, berapa nih biar jadi Rp5.000, jadi kita menyesuaikan," katanya.
Selain lewat bazar GPM, sayur mayur Hataki bisa didapatkan dengan pemesanan secara daring lewat instagram @hataki_id atau WhatsApp yang tertera di instagramnya. Pusat pertanian Hataki berada di daerah Pasir Jambu. Terdapat lebih dari 50 petani yang diberdayakan oleh kelompok tani ini.
(mso/mso)