Dua pilihan kereta itu tentu punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dengan kereta cepat Whoosh, masyarakat pasti akan menempuh perjalanan Jakarta-Bandung lebih cepat yakni kurang dari satu jam. Namun dengan harga yang jauh lebih tinggi yakni Rp300 ribu.
Sedangkan dengan Argo Parahyangan atau biasa disebut Gopar, masyarakat bisa membeli tiket dengan harga yang relatif lebih murah, yakni kisaran Rp150 ribu hingga Rp550 ribu tergantung kelasnya dengan waktu tempuh kurang dari tiga jam.
Baca juga: Melihat Miniatur 'Si Gombar' yang Legendaris |
Lantas kemana pilihan masyarakat terkait dua pilihan transportasi kereta api tersebut?
Vice President Public Relations PT KAI Joni Martinus menuturkan, keberadaan kereta cepat sama sekali tidak mengurangi minat masyarakat menaiki Argo Parahyangan untuk menempuh perjalanan Bandung-Jakarta dan sebaliknya.
"Sebenernya antara Gopar dan kereta cepat ini saling melengkapi ya, jadi masyarakat yang ingin bepergian dari Jakarta ke Bandung atau sebaliknya jika ingin cepat tentunya mereka pilih kereta cepat," tutur Joni, Sabtu (11/11/2023).
"Tapi kalau tidak butuh waktu yang cepat tapi lebih kepada menikmati nuansa alam Jakarta-Bandung, tentu menggunakan Gopar," lanjutnya.
Joni mengatakan, penumpang Argo Parahyangan hingga saat ini masih stabil yakni di angka 5.000 penumpang saat hari biasa dan 7.000 hingga 8.000 penumpang saat akhir pekan.
"Dengan adanya kereta cepat masih stabil, Gopar ini masih ramai. Jadi saya sampaikan sejauh ini penumpang kereta api Gopar stabil," ungkapnya.
Sementara General Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa menambahkan saat ini rata-rata penumpang harian Kereta Cepat Whoosh mencapai 18 ribu penumpang.
"Saat ini penumpang per hari mencapai hits tertinggi hingga 18 ribu, kalau dari jumlah tersebut 80 persennya dari relasi Halim turun di Padalarang, dan dari area Bandung nya 80 persen naik dari Padalarang," ucap Eva singkat saat dikonfirmasi.
Bahkan perjalanan kereta cepat saat ini juga ditambah menjadi 36 perjalanan per hari. Penambahan ini dilakukan karena tingginya animo masyarakat untuk menggunakan moda transportasi tersebut. (bba/yum)