Ini 2 Biang Kerok Mahalnya Cabai di Bandung

Ini 2 Biang Kerok Mahalnya Cabai di Bandung

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Senin, 06 Nov 2023 20:00 WIB
Cabai merah keriting. dikhy sasra/ilustrasi/detikfoto
Ilustrasi cabai keriting (Foto: Dikhy Sasra)
Bandung -

Harga bahan pokok di kota Bandung pada awal bulan November cenderung stabil. Tapi tidak pada harga cabai.

Pantauan detikJabar Senin (6/11/2023) harga cabai di Pasar Kosambi meroket tajam sampai dua kali lipat lebih. Jika harga normal sekilo cabai rawit bisa didapat dengan harga Rp40-50 ribu, saat ini di Pasar Kosambi harga mencapai Rp100 ribu.

Hal ini dikeluhkan oleh para pembeli, salah satunya Erni (52). Warga Sumur Bandung ini mengaku dibuat kaget dengan harga cabai yang sepedas rasanya. Padahal, harga bumbu dapur lainnya dianggap Erni masih wajar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Iya kaget banget mulai hampir-hampir masuk bulan November lah. Ini biasanya cabe tuh Rp35-40 ribu sekilo dapet, sekarang dua kali lipat lebih naiknya. Lainnya enggak naik, harga normal. Nggak tahu kenapa, padahal bukan mau lebaran, tapi mungkin mau tahun baru ya jadi naik," ucapnya saat berbelanja di Pasar Kosambi.

Erni tak cuma beli cabai. Ia juga membeli kebutuhan lain seperti bawang putih dan bawang merah serta telur ayam. Sehari-hari, ia berjualan nasi rames di daerah jalan Dalem Kaum.

ADVERTISEMENT

Naiknya harga cabai ini membuatnya berpikir keras. Meskipun begitu, ia tak ingin menggunakan cabai kualitas buruk atau bahkan busuk. "Ya pusing, jadinya kalau orang beli Rp5 ribu misalnya, porsinya jadi lebih sedikit aja gitu. Enggak sih kalau sampai pakai cabai kualitas buruk soalnya nanti lauknya juga cepat basi," ucapnya.

Salah seorang pedagang bumbu dapur, Roni (29) mengaku harga cabai ini melonjak tajam dan turut mempengaruhi harga jual bumbu gilingnya. Sementara omset penjualan cabai pun juga jadi terpengaruh.

"Cabai keriting harga Rp90 ribu, padahal biasanya Rp30 ribu dapet lah. Cabai rawit Rp100 ribu, tapi ada juga yang Rp90 ribu tergantung kualitasnya. Itu juga biasanya Rp30 ribu dapet. Semuanya naik, pasar lain juga. Kata orang mah efek mau tahun baru jadi cabai mahal," ucapnya.

"Cabai iya jadi dikit yang beli, ya sekalinya beli sedikit gitu karena lagi mahal. Bumbu giling juga kalau yang ada cabenya kayak rendang dan gulai itu jadi mahal. Kan orang bisa beli Rp3-5 ribu tapi sekarang jadi lebih sedikit gitu porsinya paling cuma buat seporsi masakan gitu," lanjutnya.

Baik Roni sebagai pedagang maupun Erni sebagai pembeli pun berharap, harga cabai tidak terus meroket mahal. Tapi para pedagang mengaku memang sudah biasa dengan adanya kenaikan harga yang terjadi pada momen-momen tertentu.

Harga Cabai Mahal Tak Cuma di Bandung

Sementara itu dihubungi terpisah, Kepala Bidang Distribusi dan Perdagangan Pengawasan Kemetrologian Disdagin Kota Bandung Meiwan Kartiwa mengatakan penyebab harga cabai yang mahal juga akibat faktor cuaca yang sempat mengalami kemarau panjang. Maka tak heran jika melonjaknya harga cabai juga dialami di beberapa daerah lainnya.

"Perlu diingat naiknya harga cabai bukan hanya di Bandung, kenaikan juga terjadi di beberapa daerah. Cabai ini termasuk sayuran, jadi mahalnya dipengaruhi oleh faktor cuaca. Hasil panen cabai itu dari Jawa, nah itu panennya saat ini berkurang. Sekitar Garut, Kabupaten Bandung Barat, Majalengka, itu daerah sekitar kota Bandung yang memasoknya. Kemarau panjang kemarin cukup berpengaruh, selain itu jelang tahun baru memang jadi salah satu penyebab juga harga cabai tinggi," ucapnya.

Menurut catatan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung, sampai Kamis (2/11/2023) lalu memang harga cabai rawit merah lokal tengah melejit sampai tembus Rp100 ribu. Padahal, harga normalnya Rp40-50 ribu.

Tapi diakui Meiwan, ada kemungkinan perbedaan harga di beberapa pasar. "Di pasar lain mungkin tidak terlalu beda, tapi mungkin beberapa ada yang harganya di bawah Pasar Kosambi. Karena memang di Kosambi dan Palasari biasanya agak lebih tinggi harganya. Pengaruhnya karena komoditinya lebih bersih dll, tergantung pedagangnya," katanya.

Harga komoditi lainnya, dikatakan Meiwan masih cenderung stabil. Seperti harga telur ayam Rp25-26 ribu dari harga acuan Rp27 ribu, daging ayam pun masih di kisaran Rp36-38 ribu, bawang merah Rp28-35 ribu, relatif stabil, bawang putih juga masih stabil sekitar Rp36-40 ribu.

"Beras medium masih Rp13 ribu, kemudian beras premium Rp14.5 ribu. Memang beberapa pekan ini yg jadi sorotan cabai rawit merah atau cabai domba bisa sampai Rp100 ribu. Kemungkinan besar cabai ini bakal jadi penyebab ada inflasi kalau masih naik, termasuk beras juga turut sumbang andil ke inflasi year to year. Tapi sejauh ini harapannya inflasi aman Insyaallah," katanya.

Ia menyebutkan, ada beberapa upaya yang telah dilakukan Pemkot Bandung guna menstabilkan harga, salah satunya Operasi Pasar dan Pasar Murah. Disdagin akan menggelar Pasar Murah di 30 kecamatan untuk menjag stabilitas harga.

Pelaksanaannya akan dibagi dalam 2 tahap, yakni tahap pertama 20-24 November 2023 di 15 kecamatan dan tahap kedua pada 4-8 Desember 2023 juga di 15 kecamatan. Waktu dan tempatnya dapat terus diupdate di sosial media Disdagin Kota Bandung.

(aau/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads