Kisah Alfiqra, Mahasiswa yang Sukses Bangun Bisnis Penatu Sepatu

Kisah Alfiqra, Mahasiswa yang Sukses Bangun Bisnis Penatu Sepatu

Muhammad Hasanudin Zuhdi - detikJabar
Sabtu, 14 Okt 2023 20:00 WIB
Bisnis laundry sepatu milik Alfiqra.
Bisnis sepatu milik Alfqira. Foto: Istimewa
Bandung -

Dalam era di mana kewirausahaan semakin digemari, terdapat sejumlah kisah inspiratif mengenai anak muda yang memulai bisnis mereka dari nol, dan mengubahnya menjadi keberhasilan yang mengesankan.

Salah satu kisah sukses wirausaha muda ini, dilakukan oleh mahasiswa Bandung bernama Alfiqra Razzahdy (21) yang berasal dari Kota Palembang. Ia memiliki bisnis laundry atau penatu sepatu dengan nama 'Bersihke Sepatu'. Bisnis yang Alfiqra mulai dari nol itu kini sukses dan berkembang pesat.

Saat berbincang dengan detikJabar, Alfiqra menceritakan awal mula membangun bisnis laundry sepatu. Pebisnis muda yang akrab disapa Fiqra memulai usahanya sejak 2018. Sudah lima tahun Fiqra mengembangkan bisnisnya. Ide bisnis penatu sepatu itu muncul karena melihat peluang di tempat tinggal Fiqra.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Waktu itu tahun 2018, kebetulan di dareah Puri, Palembang, masih dikit laundry sepatu, dan di saat 2018 lagi zamannya orang-orang koleksi sepatu yang lumayan mahal. Jadi, waktu itu kepikiran bikin laundry sepatu aja, karena waktu itu masih ada peluang (dari segi ketersedian laundry sepatu)," terangnya.

Latar belakang Fiqra sebagai kolektor sepatu juga menjadi alasan lainnya untuk membuka bisnisnya itu. Sejak sekolah hingga kuliah, Fiqra gemar mengoleksi sepatu. Fiqra pun harus pandai membagi waktunya untuk mengelola bisnis sembari tetap menuntut ilmu di kampus.

"Karena ngejalaninnya sesuai hobi dan sepatu itu lumayan dekat dengan kehidupan aku. Jadi, untuk jalanin bisnis ini nggak terlalu beban, karena setiap ada masalah di bisnis ini, so far bisa untuk mencari solusinya, karena emang passion di sana. Kalau untuk ngebagi waktunya itu sesuaikan aja si sama porsinya masing-masing, karena kan dibantu sama tim juga, nggak sendirian sekarang," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Konsistensi dan Inovasi

Soal persaingan bisnis penatu sepatu, Fiqra menganggap bisnis serupa adalah bagian dari keberlangsungan untuk semakin berkembang. Dengan adanya pesaing di bisnis yang digelutinya, Fiqra tentunya dituntut menciptkan ide kreatif dan inovatif.

"Bisnis jasa dibanding bisnis lain tuh yang paling low risk untuk kegagalan gara-gara kita nggak punya produk, dan barang basi yang nggak laku. Jadi kita itu mainnya di seberapa kreatif kita untuk ngembangin jasa, ataupun campaign atau promo-promo yang lebih menarik. Kompetitor itu ya big deal, tapi bukan yang ngebuat bisnisnya itu nggak berjalan. Jadi kompetitor itu sebagai acuan kita, karena kalau nggak ada kompetitor, kita nggak bisa berkembang sejauh ini," ungkapnya.

"Karena bisnis benar-benar nggak segampang itu, kalau kita nggak pintar untuk menyelesaikannya. Kalau dulu faktor digitalisasi kita harus move ke IG dan lain-lain, dan itu suatu resiko yang kalau nggak cepat bergerak kita bakal ketinggalan sama yang lain. Jadi harus berpikir cepat, kreatif. Dan, waktu itu bisa mengimbangi perubahan-perubahan itu," tutur Fiqra menambahkan.

Deretan sepatu yang sudah dicuci.Deretan sepatu yang sudah dicuci. Foto: Istimewa

Konsistensi mempertahankan nama dari bisnis yang digeluti membuat Fiqra tetap bertahan. Hal itulah yang menjadi pembeda antara Fiqra dan pesaingnya.

"Bersihke itu dari bahasa Palembang yang artinya bersihin. 'Ke' itu suatu kata ajakan, misalnya kayak secara nggak langsung 'bersihin sepatu lu' gitu. Kenapa itu aku pertahanin, walaupun itu nggak semua orang familiar, tapi aku percaya sesuatu yang unik tuh tetap ada pasarnya aja. Menjaga keunikan itu sendiri di mana cuci sepatu selalu ada kata clean-nya, kalo aku dari awal tetep stay di nama brand ini," jelasnya.

Menikmati Proses

Menurut Fiqra, dalam menjalankan bisnis pasti ada sepetik pelajaran yang bisa diambil untuk dijadikan sebagai bantu loncatan di kemudian hari. Dari hal tersebut, sebuah bisnis akan dapat berjalan lancar dengan mengambil pelajaran dari pengalaman ketika diterpa berbagai keadaan yang tidak mengenakkan.

"Momen pelajaran itu mungkin pas lagi di zona nggak nyaman, seperti pas bisnis lagi sepi. Kan namanya bisnis ada naik turunnya, dan ketika turun kaya di-challenge seberapa konsisten. Dan, kita harus cari ide lagi kedepannya harus gimana. Jadi, momen itu yang paling berkesan untuk dijalanin, makanya harus dipacu buat lebih kreatif lagi," ucapnya.

Ia mengatakan bisnis penatu sepatunya itu sudah memiliki tiga cabang di Palembang, satu di Tangerang, dan satu lagi di Jatinangor. Dari bisnisnya itu, ia bisa mendapatkan omzet tiap bulannya sebesar Rp 5 hingga 10 juta per outlet. Di mana laba bersih yang ia dapat mencapai 50 persen.

Sebagai pebisnis muda, Fiqra bukan hanya menikmati pada bagian hasil akhirnya, melainkan juga proses pembelajaran dalam berbisnis.

"Hidup sebagai anak umur 21 pada umumnya aja. Yang paling spesial itu pelajaran-pelajatan yang udah dilewatin aja selama bangun bisnis. Karena yang paling berharga itu bukan materinya tapi pengalaman berharganya karena kita nggak pernah tahu kedepannya gimana kan," pungkasnya.

Ia juga mengutarakan dalam berbisnis terdapat peran keluarga dan dukungan sosial. Dukungan itu menjadi kekuatannya untuk tetap gigih dalam mencapai kesuksesannya saat ini.

"Yang paling pertama pasti keluarga ya karena emang keluarga aku background-nya, bisnis jadi dari awal udah dikasih guideline aku harus gimana, terus selanjutnya jalanin sendiri aja sih. Keluarga jadi penasihat kayak memberikan saran keputusan yang bakal aku ambil. Dan, support dari teman-teman juga yang mungkin ngebantuin buat ngepromosiinnya langsung, atau nggak langsung ya jadi memberi impact gitu," katanya.

Cara Berbisnis Ala Fiqra

Fiqra pernah mengikuti pelatihan mencuci sepatu sebelum ia membuka bisnis. Fiqra pun langsung bergerak mencari peralatan dan fasilitas pendukung lainnya.

"Dulu pernah belajar, waktu 2018 di Palembang ada training buat nyuci sepatu. Aku ikut dan mungkin rezeki aku juga jadi ya sampai sekarang punya bisnis ini," katanya.

"Kalau teknis laundry sepatu paling beli sikat, cari produk sabun cuci yang lumayan bersaing harganya dan cari kolaboratornya. Jadi bahan-bahan dari sabun, kita harus bisa cari yang terbaik tapi sesuaiin juga harganya," kata dia menambahkan.

Fiqra pun memberikan tips untuk memulai bisnis. Menurutnya, memulai bisnis bukan sekadar melihat dari modal yang dimiliki, melainkan harus mempunyai tekad yang kuat dan fokus terhadap hal-hal yang menjadi misi kita dalam berbisnis.

"Pertama itu keyakinan dan tekad karena bisnis tuh bukan seberapa besar modal tapi yakin nggak kalau kita bakal bisa sustain di bisnis ini. Karena kalau buka bisnis gampang, tapi yang paling utama itu kekonsistenan karena namanya bisnis itu pasti ada masalah, jadi kita harus yakin buat ngejalanin," tuturnya.

"Kalau menurut aku, bisnis bukan seberapa untung kita dapat tapi seberapa pintar buat nyelesaiin masalah-masalah yang ada. Karena kalau mau nyari untung, orientasi kita bakal uang terus. Padahal kenyataannya bisnis nggak untung terus, ada ruginya juga. Ya makanya jalanin aja sesuai misi kita mau gimana kayak kita pas ngelakuin task-task mission yang ada di game gitu," tutupnya.

(sud/sud)


Hide Ads