Kala Petani Garam Indramayu Menaruh Harap di Kemarau Panjang

Kala Petani Garam Indramayu Menaruh Harap di Kemarau Panjang

Sudedi Rasmadi - detikJabar
Sabtu, 02 Sep 2023 03:00 WIB
Petani garam di Kabupaten Indramayu Jawa Barat
Petani garam di Kabupaten Indramayu Jawa Barat (Foto: Sudedi Rasmadi/detikJabar)
Indramayu -

Harga garam di tingkat petani di Kabupaten Indramayu berangsur turun. Untuk kualitas satu (K1) hanya sekitar Rp950 per kilogram saja. Namun, itu tak bikin petani patah semangat.

Pada Jumat (1/9/2023) siang, terlihat banyak petani di Desa Luwunggesik, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu yang sibuk memanen garam. Salah satunya Romli (46) yang sedang mengeruk garam dari beberapa petak lahannya. Namun bukan kali pertama, panen ini merupakan kesekian kali setelah masuk musim kemarau.

"Kalau panen udah sering. Cuma baru 7 kali jual. Setiap jual bisa dua sampai lima ton garam," kata Romli ditemui detikJabar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di pengelaman perdananya, Romli mengaku tidak menemui kendala yang siginifikan selama mengelola garam di atas lahan seluas 400 bata itu. Meski, saat ini harga jual garamnya berangsur turun. Dari sekitar Rp2.700 per kilogram sampai saat ini hanya sekitar Rp950 per kilogram.

Turunnya harga tidak menyurutkan semangatnya. Sebab, hasil penjualannya Romli mengaku sudah bisa menutupi modal usahanya. Namun, belum bisa menutupi upah tenaga dan lainnya.

ADVERTISEMENT

"Alhamdulillah modal sih udah kembali. Tapi untuk tenaga dan lainnya ga kehitung," ungkapnya.

"Sekarang lagi enak kalau panasnya ada ya enak," tandasnya.

Senada disampaikan Tarsidi (44), sejak pertengahan Juni kemarin, ia bisa merasakan panen raya. Bahkan, dengan harga yang relatif turun menurutnya masih cukup stabil.

"Kita petani garam kalau masih harga Rp950 itu sudah lumayan. Apalagi seribu lebih," ungkapnya.

Terlebih, di tengah gempuran El Nino saat ini, banyak petani yang masih menaruh harapan. Karena bisa menambah waktu masa panen.

Dalam hitungannya, untuk satu hektare tambak garam, bisa menghasilkan sekitar 70 sampai 100 ton. Hal itu jika mengalami musim kemarau panjang.

"Satu hektar itu minimal 70 ton sampai 100 ton kalau kemarau nya panjang (4 bulan). Ya hasilnya bisa Rp90 jutaan. Dipotong modal paling Rp20 juta. Seperti musim sekarang ini lagi bagus," ujarnya.

"Ini sudah 3 bulan ya masih bisa 2 bulan lagi," pungkasnya.




(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads