Risiko Besar yang Dihadapi Penyedia Jasa Sewa iPhone di Bandung

Risiko Besar yang Dihadapi Penyedia Jasa Sewa iPhone di Bandung

Bima Bagaskara - detikJabar
Sabtu, 19 Agu 2023 19:30 WIB
TOKYO, JAPAN - MARCH 31:  A customer tries an Apple Inc. iPhone SE at the companys Omotesando store on March 31, 2016 in Tokyo, Japan. Apple Inc. launched its iPhone SE and iPad Pro 9.7 inch on March 31, 2016 in Japan. (Photo by Tomohiro Ohsumi/Getty Images)
Ilustrasi. (Foto: Tomohiro Ohsumi/Getty Images)
Bandung -

Jasa sewa iPhone jadi salah satu bisnis yang saat ini banyak ditemukan di kota-kota besar. Di Bandung, jasa sewa iPhone ini dengan mudah dicari melalui media sosial. Salah satu yang menyewakan ponsel pintar buatan Apple Inc ini adalah Fania Aulia Salsabila.

Sudah tiga tahun Fania menggeluti bisnis sewa iPhone. Selain di Bandung, perempuan 21 tahun ini juga punya cabang di Bogor dan Jakarta. Dari bisnis yang terbilang baru ini, Fania mampu meraup cuan belasan juta per bulan.

Meski terbilang menggiurkan, namun bisnis yang dijalani Fania dan keluarganya ini bukan tanpa resiko. Dia kerap menemukan pelanggan yang berniat jahat dengan membawa kabur unit iPhone yang disewa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Banyak yah, pernah ada. Waktu itu ya kayak dia tuh bilangnya ditipu sama orang, hp-nya hilang. Tapi ujung-ujungnya dibalikin. Itu pas kita mau coba bawa ke polisi, langsung dibalikin," kata Fania saat berbincang dengan detikJabar, Sabtu (19/8/2023).

Risiko itu terus menghantui Fania selama usahanya itu berjalan. Namun dia punya cara untuk meminimalisir pelanggan yang punya niat jahat. Sebelum menyewa, pelanggan harus lebih dulu mengirim data diri kepada Fania.

ADVERTISEMENT

"Kalau di kita syaratnya verifikasi data, minta difotoin KTP sama KK, tapi selama penyewaan yang ditahan KTP sama fotokopi KK. Terus diminta juga akun media sosialnya, kayak Instagram, Twitter atau TikTok," ungkapnya.

Hal itu dilakukan Fania untuk memastikan orang yang menyewa iPhone bisa dipercaya. Dia akan lebih dulu menelusuri jejak digital dari postingan-postingan si penyewa di media sosial.

"Paling agak susah kita memfilter orang yang memang butuh atau yang nakal ya, karena kan nggak kelihatan ya. Kita lihat sosial medianya, apalagi sekarang Instagram-nya postingannya nol," jelas Fania.

"Makanya kita wajib booking DP, baru dateng ke toko, karena kan harus verifikasi data dulu. Kalau dateng langsung nggak bisa dicek teliti kan," imbuhnya.

Jika menemukan hal itu, Fania punya dua cara untuk membuat iPhone miliknya kembali. Cara pertama, dia akan memberikan sanksi sosial kepada penyewa. Jika hal tersebut tidak mempan, jalur hukum jadi cara terakhirnya.

"Biasanya kita kasih sanksi sosial dulu, di-upload fotonya di IG sama TikTok, kalau nggak ada itikad baiknya, baru ke jalur hukum. Tapi belum ada sih yang sampe dilaporin. Paling kita rugi uang sewa aja yang lebihnya, Yang penting HP balik lagi, sudah resiko sih," ungkapnya.

Fania juga mengatakan, minat masyarakat untuk menyewa iPhone semakin hari semakin meningkat. Awalnya banyak yang tidak mengerti maksud dari jasa sewa iPhone. Namun sekarang, peminatnya semakin meluas.

"Sekarang perkembangannya ya Alhamdulillah naik terus, awalnya orang pada bingung kan, cuma makin kesini banyak yang butuh ya," ujarnya.

(bba/orb)


Hide Ads