Merananya Pusat Belanja Nanjung Sari Pangandaran

Merananya Pusat Belanja Nanjung Sari Pangandaran

Aldi Nur Fadillah - detikJabar
Senin, 24 Jul 2023 08:30 WIB
Suasanan Pusat Belanja Nanjung Sari Pangandaran.
Suasanan Pusat Belanja Nanjung Sari Pangandaran (Foto: Aldi Nur Fadillah/detikJabar).
Pangandaran -

Kondisi pusat belanja Nanjung Sari Pengandaran memprihatinkan. Sejumlah pedagang mengeluhkan sepinya pusat belanja tersebut.

Pusat belanja Nanjung Sari merupakan tempat relokasi pedagang dari bibir pantai Pangandaran ke bekas hotel tertua di Pangandaran tahun 2016.

Namun sayang lokasi tersebut sepi sehingga banyak para pedagang gulung tikar. Data yang diterima detikJabar dari Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kabupaten Pangandaran mencatat ada 800 ruko yang tersedia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan pantauan detikJabar, suasana di pusat perbelanjaan tersebut nampak sepi. Bahkan lantai dua ruko-ruko tutup dan rusak. Bahkan di beberapa sudut dipenuhi sampah dan bau menyengat.

Salah seorang pedagang Sari Towiyah (68) mengatakan, situasi dagang sekarang setelah adanya relokasi pedagang di pantai Pangandaran, keadaanya sepi.

ADVERTISEMENT

"Kalau banyak pengunjung juga nggak ada yang ke kebelakang kan kaya gini sepi," kata Towiyah saat berbincang dengan detikJabar, Minggu (23/7/2023).

Ia mengatakan, kalau hari-hari suasana di Pusat Belanja Nanjug sangat sepu. Bahkan dia terpaksa menutup tokonya. "Jadi bukanya hanya Sabtu-Minggu kalau ada wisatawan," ucapnya.

Menurutnya penghasilan saat ini tidak menentu karena saat akhir pekan saja dapat Rp 200 ribu sehari.

"Dulu mah lumayan pas dagang di pinggir jalan dulu kan di situ di pinggir pantai lumayan jualannya. Ya pendapatan ya bukan hasilnya kadang Rp 500 sampai Rp 1 juta," katanya.

Towiyah mengakut, terpaksa bertahan berjualan karena bingung harus jualan di tempat mana lagi setelah ada relokasi. "Kalau nggak bertahan mau dimana lagi jualannya, kan nggak boleh dipinggiran jalannya," ucapnya.

Towiyah yang berjualan sudah lama di Pantai Pangandaran mengaku kehilangan banyak penghasilan setelah relokasi.

"Sampai saat ini, nggak jualan yang lain tetap dagang baju. Kalau dagang di bibir pantai sejak tahun 1984," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi UKM Perdagangan dan Perindustrian Pangandaran Tedi Garnida mengatakan, pengelolaan pusat belanja itu awalnya berada di Dinas Pariwisata.

"Nanjung Sari itu dulunya ada 800-an kios kalau nggak salah ada 2 lantai, lantai atas dan lantai bawah, kemudian komoditas-komoditas kan zonasi, ada khusus kalau aksesoris-aksesoris, pakaian-pakaian," kata Tedi.

Menurutnya setelah direlokasi, para pedagang memang mengeluhkan sepinya pusat belanja itu. Terutama pedagang yang berada di lantai atas.

"Contohnya yang renang itu kan, kalau di atas jualan air minum, kan di bawah juga ada, jadi nggak imbang," ucapnya.

Tedi mengatakan pemkab Pangandaran sempat berupaya membuat skywalk yang menghubungkan trotoar jalan pantai Pangandaran ke tempat relokasi. "Namun tidak berpengaruh, sehingga para pedagang banyak yang gulung tikar," ujarnya.

(mso/mso)


Hide Ads