Himpunan Wiraswasta Usulkan Koperasi Masuk Rantai Pasok Gas 3 Kg

Himpunan Wiraswasta Usulkan Koperasi Masuk Rantai Pasok Gas 3 Kg

Faizal Amiruddin - detikJabar
Rabu, 12 Jul 2023 20:30 WIB
Tugu Koperasi di Tasikmalaya, tempat bersejarah yang menjadi lokasi pelaksanaan kongres Koperasi di Indonesia.
Tugu Koperasi di Tasikmalaya, tempat bersejarah yang menjadi lokasi pelaksanaan kongres Koperasi di Indonesia. (Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar)
Tasikmalaya -

Bertepatan dengan Hari Koperasi Nasional ke-76, Rabu 12 Juli 2023, himpunan wiraswasta nasional minyak dan gas (Hiswana Migas) Tasikmalaya menggelar diskusi di komplek tugu koperasi Jalan Moch. Hatta Kota Tasikmalaya.

Dari diskusi tersebut diantaranya membahas peluang koperasi untuk masuk dalam rantai pasokan gas LPG 3 kilogram.

"Kami memperingati hari koperasi dengan harapan membawa semangat pembaharuan dan gotong royong, agar rantai pasok gas LPG 3 kg bisa lebih tepat sasaran, tepat kuota dan dan tepat layanan," kata Ketua Hiswana Migas Tasikmalaya, Sigit Wahyunandika.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menjelaskan dalam rantai distribusi gas LPG 3 kilogram, ada entitas yang tidak terakomodasi dalam aturan, yaitu tingkat pengecer warungan. Di tingkat pengecer atau warung ini, terjadi lonjakan harga yang jauh dari harga eceran tertinggi sebesar Rp 16 ribu. Rata-rata gas LPG 3 kilogram di warung dijual dengan harga Rp 20 ribu.

"Memang ada margin harga yang jauh dari HET di tingkat warung pengecer ini. Di sini pemerintah harus hadir mengatur harga jualnya," kata Sigit.

ADVERTISEMENT
Tugu Koperasi di Tasikmalaya, tempat bersejarah yang menjadi lokasi pelaksanaan kongres Koperasi di Indonesia.Diskusi membahas peluang koperasi untuk masuk dalam rantai pasokan gas LPG 3 kilogram. Foto: Faizal Amiruddin

Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan mewadahi para pengecer atau warung ini dalam sebuah koperasi digital multi pihak. Menurut Sigit ini adalah bagian dari transformasi ekonomi sosial solidaritas rantai pasok LPG 3 kilogram.

"Ada satu rantai pasok yang belum terakomodasi dalam aturan, yaitu pengecer warungan diharapkan mereka bisa diwadahi dalam koperasi digital multi pihak. Ini sesuai dengan peraturan menteri koperasi," kata Sigit.

Sigit mengaku sudah melakukan kajian terkait pembentukan koperasi digital multi pihak yang diproyeksikan masuk dalam rantai pasok gas LPG 3 kilogram. Ada potensi besar dalam pembentukan koperasi itu, karena sekitar 38,66 persen pasokan LPG 3 kilogram, disalurkan melalui warung atau pengecer. Di wilayah Priangan Timur yang meliputi Kota dan Kabupaten Tasikmalaya, Ciamis, Banjar dan Pangandaran dalam setiap bulan didistribusikan 3,1 juta tabung dengan nilai ekonomis sekitar Rp 50 miliar.

"Rantai pasok bisnis eceran gas LPG 3 kg ini mampu memberikan kontribusi penghasilan bersih kepada sekitar 8.400 warung, sekitar Rp 3,5 miliar per bulan," kata Sigit.

Dia menargetkan pembentukan koperasi digital multi pihak ini bisa direalisasikan secepatnya, sehingga pada peringatan Hari Koperasi tahun depan sudah terwujud.

Danial Kusumah, kalangan akademisi yang menjadi narasumber dalam diskusi itu mengatakan hasil penelitiannya harga jual LPG 3 kg di warung ada yang mencapai Rp 25 ribu. Namun karena masyarakat butuh, mereka tetap membelinya.

"Aturan hanya mengatur rantai pasokan 2 entitas yakni agen dan pangkalan. Sementara di lapangan ada entitas tambahan berupa pengecer atau warung yang tidak diatur," kata Danial.

Meski demikian dia mengakui bahwa margin yang tinggi dari HET itu disebabkan beban distribusi. Kemudian di sisi lain, hal itu telah menumbuhkan imbas positif bagi perekonomian masyarakat, khususnya pelaku usaha warung tradisional.

"Memang perlu diatur, apalagi sejak 1 Maret 2023, pemerintah melalui Kementerian ESDM dan PT Pertamina telah melakukan registrasi atau pendataan konsumen pengguna LPG 3 kg, sebagai bagian dari Program Pendistribusian LPG 3 Kg Tepat Sasaran," kata Danial.

Upaya melibatkan koperasi digitan multi pihak juga menurut dia salah satu opsi yang bisa dilakukan dalam konteks menumbuhkan kembali koperasi sebagai badan usaha yang mengedepankan kekeluargaan, gotong royong dan solidaritas.




(tya/tey)


Hide Ads