Kisah Yuda, Gantungkan Hidup Lewat Kerajinan dari Pipa Bekas

Kisah Yuda, Gantungkan Hidup Lewat Kerajinan dari Pipa Bekas

Fathnur Rohman - detikJabar
Selasa, 20 Jun 2023 08:00 WIB
Kreativitas pria di Kabupaten Kuningan, Yuda Hariansyah. Dia berhasil menyulap pipa bekas jadi produk kerajinan bernilai seni tinggi.
Kreativitas pria di Kabupaten Kuningan, Yuda Hariansyah. Dia berhasil menyulap pipa bekas jadi produk kerajinan bernilai seni tinggi. (Foto: Fathnur Rohman/detikJabar)
Kuningan -

Tak ada kata terlambat untuk mengubah nasib. Keyakinan inilah yang terus dipegang Yuda Hariansyah (35). Pria asal Kabupaten Kuningan ini tengah berjuang agar keluarganya lepas dari jerat kemiskinan.

Kondisi ekonomi Yuda memang cukup memprihatinkan. Bersama istri dan kedua anaknya, dia tinggal di kontrakan kecil berukuran 3x3 meter di Kelurahan Kuningan. Situasi tersebut diperparah dengan masalah kesehatan yang terus kambuh. Jangankan untuk bekerja, melakukan aktivitas biasa pun dia merasa kesulitan.

Tapi dengan segala keterbatasan itu Yuda tetap berupaya mencari nafkah. Selama beberapa tahun terakhir, ia terus memutar otak agar tanggung jawabnya sebagai suami bisa terpenuhi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berbekal pengetahuan dari Youtube, Yuda akhirnya mencoba berkreasi. Dia belajar secara otodidak menyulap limbah pipa bekas menjadi lampu hias yang menawan. Keahliannya tersebut lantas membawanya menemukan peluang baru untuk mendulang cuan.

Saat ditemui detikJabar, Yuda memamerkan kebolehannya dalam membuat hasta karya. Kedua matanya tampak fokus pada sketsa kaligrafi yang tertuang di permukaan pipa bekas. Memakai mesin bor, ia kemudian mengukir setiap bagian sketsa tersebut hingga menampilkan pola khas nan cantik.

ADVERTISEMENT

Pipa bekas yang menjadi bahan dasar kerajinan ini, kata Yuda, didapat dari limbah proyek bangunan. Biasanya, dia akan berkeliling dan meminta izin pemiliknya sebelum memungut barang tersebut.

Proses pembuatan lampu hias ini terbilang cepat. Hanya satu jam saja dia berhasil menyulap barang tak terpakai itu menjadi kerajinan bernilai tinggi. Lewat barang-barang tersebut, Yuda kerap menyelipkan sedikit harapan agar kondisi ekonominya membaik.

"Kebetulan dulu cari kerja susah kang, akhirnya nyoba-nyoba buat bikin lampu hias dari paralon. Pertamanya lihat dari Youtube, iseng pakai alat seadanya dulu solder karena belum punya alat ini. Bikinnya setiap hari. Tapi karena kondisi kesehatan menurun, aktivitas saya menjadi terganggu," kata Yuda kepada detikJabar, Senin (19/6/2023).

Pembuatan lampu hias bermotif kaligrafi ini, lanjutnya, bisa disesuaikan dengan pesanan konsumen. Semakin rumit detailnya bakal berpengaruh juga pada waktu pengerjaannya.

Butuh ketelatenan ekstra saat mengukir memakai mata bor ini. Semakin kecil guratannya, pola yang dihasilkan kian istimewa. Lampu hias dari pipa bekas tersebut, sambungnya, sudah mendapat respons positif dari pembeli.

"Untuk paralon diambil dari limbah atau bekas bangunan. Saya kumpulkan dan di bersihkan. Proses buatnya pertama, saya buat pola kaligrafi dulu. Kemudian saya ukir. Setelah itu tinggal ditambahkan pernak-pernik seperti hiasan sama lampu," tuturnya.

Namanya usaha pasti selalu pasang-surut. Hal ini pun dialami Yuda. Meski lampu hias beraneka warna yang dibuatnya punya daya jual tinggi, dia mengaku masih terkendala dalam segi pemasarannya.

Kreativitas pria di Kabupaten Kuningan, Yuda Hariansyah. Dia berhasil menyulap pipa bekas jadi produk kerajinan bernilai seni tinggi.Kreativitas pria di Kabupaten Kuningan, Yuda Hariansyah. Dia berhasil menyulap pipa bekas jadi produk kerajinan bernilai seni tinggi. Foto: Fathnur Rohman/detikJabar

Untuk sementara Yuda masih menerapkan metode lama. Menjual barang kerajinannya dari mulut ke mulut. Akibatnya omzet per bulannya belum bisa dikatakan cukup.

"Dijualnya baru manual dulu kang. Kalau masarin online, enggak ada modalnya. Harga satuannya saya jual Rp80 ribu. Kalau sepasang, Rp150 ribu. Untuk yang beli, responnya lumayan bagus," ujarnya.

Dalam sekali produksi, Yuda harus merogoh kocek lebih untuk membeli perlengkapan lain seperti cat, kabel dan lampu. Terkadang ia tidak punya uang sama sekali. Jangankan membeli pernak-pernik tersebut, memenuhi kebutuhan sehari-hari saja sudah membuat pusing kepalanya.

Oleh karena itu segala macam pekerjaan akan dia lakukan sembari mencari modal untuk membuat lampu hias. Sebab, paling penting baginya adalah anak dan istrinya bisa makan.

"Mulai buat kerajinan ini tahun 2019, sebelumnya pernah jadi loper koran di salah satu media. Dari aktivitas ini belum cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Apalagi saya punya dua anak. Saya juga posisinya ngontrak kang. Jadi harus putar otak buat bertahan hidup. Sebulan bayar kontrakan Rp500 ribu. Penjualan lampu hias ini dalam sebulan pernah enggak ada sama sekali," ungkap Yuda.

Ke depan Yuda akan belajar bagaimana cara untuk memasarkan produknya. Sehingga dalam sebulan minimal ada beberapa lampu hias yang bisa terjual.

Yuda juga berharap usaha kerajinan ini bisa berkembang lagi ke depannya. Dengan begitu, kondisi ekonomi keluarganya akan menjadi lebih baik.

"Harapannya ini bisa terjual. Lewat berita ini juga itung-itung bisa bantu promosi. Karena orang kecil seperti saya tidak begitu paham cara memasarkan lampu hias ini," pungkasnya.

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads