Sewa kos-kosan per jam merupakan 'bisnis gelap' yang cukup ngetren di Kabupaten Majalengka. Bisnis tersebut biasanya dilakukan oleh para pengekos 'nakal'.
Kamar kos yang disewakan dengan biaya per jam itu, bisanya disewa terlebih dahulu oleh pengekos dengan bayaran tiap bulan. Para pengekos 'nakal' itu, mencari keuntungan tambahan tanpa sepengetahuan pemilik indekos.
Keberadaan kosan dengan biaya per jam itu, salah satunya dimanfaatkan untuk memadu kasih dengan pasangan yang belum terikat tali perkawinan. Salah seorang yang pernah menjalankan bisnis tersebut, sebut saja Pitak (25) mengungkap, mayoritas pelanggan yang menyewa kamar kosnya itu adalah pelajar dan mahasiswa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyaknya pelajar dan mahasiswa. Pekerja mah jarang. Keliatan lah dari wajahnya kalau pelajar mah, terus kalau mahasiswa mah kan banyaknya temen," kata Pitak saat berbincang dengan detikJabar belum lama ini.
Tak hanya digunakan oleh para pasangan yang diduga ingin berbuat mesum, Pitak juga pernah mendapat pelanggan yang menyewa kamar kosnya untuk dijadikan tempat istirahat. Namun tipikal penyewa seperti itu, terbilang minim.
"Ya pernah ada juga yang cuma pengen istirahat aja enggak bawa pasangan. Cuma kalau itu jarang, kebanyakan bawa pasangan. Ya enggak tahu lah ngapain di dalemnya mah, tapi ya apalagi kan Ha-ha-ha," ucap dia ditambah gelak tawa.
Pitak mengaku telah menjalankan bisnis tersebut dari 2018-2019. Bisnis itu pernah ia geluti saat masih duduk di bangku kuliah.
Kamar kos tersebut, sebelumnya dia sewa dengan bayaran tiap bulan kepada pemilik indekos. Lalu kamar kos yang disewanya itu, ia manfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
"Pemilik kos enggak tahu. Dia tahunya saya mahasiswa yang nyewa kosan. Saat itu kebetulan saya masih kuliah," kata Pitak.
"Insiatif aja itu mah, buat tambahan bayar kosan sama biaya hidup sehari-hari. Terus saya enggak mau membebani orang tua juga," sambungnya.
Pitak meraup penghasilan yang cukup menggiurkan dari bisnis sewa kosan per jam. Pitak juga pernah mendapatkan penghasilan Rp8 juta dalam satu bulan.
Penghasilan tersebut dari 4 kamar kos yang ia sewa. Pitak menyewakan kamar kosnya itu dengan harga variatif, yakni per jam Rp25 ribu, paket per tiga jam Rp50 ribu dan per hari Rp150 ribu.
"Itu pas punya 4 kamar kos sehari bisa menghasilkan Rp400 ribu, itu teh sepi-sepinya. Kalau amai mah bisa Rp600 ribu. Pengalaman dapat penghasilan terbanyak sampai Rp8 juta sebulan dari 4 kamar itu," ujar Pitak.
Dalam menjalankan bisnisnya, Pitak memanfaatkan media sosial (medsos) sebagai sarana untuk promosi. Hal itu guna mengantisipasi transaksi secara langsung.
"Biasanya saya bikin dulu akun fake (palsu) di FB. Masuk ke grup-grup sewa kosan perjam. Terus diiklankan di sana. Biasa saya nyantumin fasilitas. Ada tisu, kipas dan kamar mandi di dalam," kata Pitak.
"Jarang kalau transaksi langsung, kecuali sama yang kenal. Bahaya juga kalau langsung mah takutnya orang yang lagi ngejebak buat nangkep. Kalau online saya bisa cari tahu dulu tuh profil orangnya kayak gimana," jelas dia menambahkan.
(mso/mso)