Pandemi COVID-19 telah menuntun langkah Amar Thohir (39), warga Kabupaten Kuningan untuk menjadi seorang peternak lebah teuweul (Trigona Itama). Ragam manfaat dihasilkan lewat lebah yang dibudidayakannya itu, salah satunya madu.
Awal mula Amar terjun untuk membudidayakan lebah teuweul, saat pandemi COVID-19 merebak di Indonesia. Saat itu, dia melihat banyak warga mencari obat alternatif untuk meningkatkan imun tubuh agar tidak mudah terpapar COVID-19.
"Salah satunya madu. Seperti diketahui, dalam Al-Quran ataupun hadits Nabi Muhammad SAW memberikan keterangan akan khasiat madu yang dapat menyehatkan tubuh sekaligus sebagai obat yang menyembuhkan berbagai penyakit," katanya, Selasa (30/5).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan memanfaatkan pekarangan belakang rumahnya, Amar memulai budidaya lebah teuweul. Berbekal ilmu seadanya, Amar mengawali usahanya dengan 20 stup atau kandang lebah.
Kemudian, dia mengikuti program Petani Milenial yang digagas Pemprov Jabar. Setelah mendapat ilmu yang cukup, dia semakin serius untuk menjalankan usaha barunya itu.
Berkat keseriusannya itu, dia bersama lima mitra petani lebah lainnya telah memiliki 150 stup lebah teuweul. Lebah-lebah yang dibudidayakannya itu menghasilkan banyak madu yang bernilai ekonomis.
Selain menghasilkan madu asli yang berkhasiat untuk kesehatan, Amar juga mengembangkan sejumlah produk turunan dari madu teuweul tersebut seperti kopi madu, mahabbats alias madu habbatussauda, propolis hingga sabun dan lilin aroma terapi.
"Dari budi daya madu teuweul ini tidak ada yang terbuang. Selain menghasilkan madu yang kita jual dengan merk dagang Makun alias Madu Kuningan, kami juga punya sekitar 20 produk turunan dari madu ini seperti Mahabbats, kopi madu, propolis hingga sabun dan lilin," ujar Amar.
Dia juga mengaku mendapat bantuan dari Dinas Kehutanan Jabar untuk mengembangkan usahanya. Amar mendapat pendampingan sekaligus bantuan 15 kotak koloni madu teuweul unggulan.
Rumah sederhana Amar di Desa Bojong, Kecamatan Kramatmulya, Kabupaten Kuningan kini banyak dikunjungi masyarakat, pelajar, dan mahasiswa yang ingin belajar tentang budidaya teuweul.
"Rumah saya sekarang dikenal dengan sebutan Imah Teuweul sebagai wadah berkumpul, diskusi dan berbagi pengalaman tentang bagaimana dan apa saja tantangan menjalankan usaha budi daya teuweul. Pekarangan rumah saya yang hanya 4x6 meter menjadi contoh, meski hanya berukuran kecil namun bisa untuk budi daya teuweul karena didukung oleh vegetasi tanaman yang dibutuhkan untuk lebah membuat sarang dan menghasilkan madu yang berkualitas," ungkapnya.
Sejumlah penghargaan pun telah diraih Amar Thohir dari budi daya madu teuweul tersebut. Pada bulan November 2022 lalu, Amar meraih penghargaan sebagai juara pertama UMKM Jabar Juara Award untuk kategori minuman dari Pemprov Jabar dan terbaru UMKM Terinspirasi dalam ajang Bea Cukai Cirebon Award pada Januari 2023 lalu.
Dia juga dinobatkan sebagai salah satu Petani Milenial Jawa Barat yang sukses di bidangnya.
Atas keberhasilan tersebut, Amar pun mengajak kepada para generasi muda untuk tidak malu menggeluti profesi sebagai petani. Karena menurut dia, sektor pertanian sebagai penyumbang ekonomi ketiga terbesar di Jawa Barat sebenarnya bisa menjadi sumber pendapatan yang tidak bisa diremehkan.
"Jangan malu untuk menjadi petani. Karena tak sedikit orang-orang yang sekarang sukses ternyata diraih dari hasil kerja keras dari bertani. Seperti pesan Pak Gubernur Jawa Barat, meski tinggal di desa, tapi rejeki kota dan bisnis mendunia," ujar Amar.
(mso/mso)