Sejak pukul 05.30 WIB, Taufik (70) mendorong gerobak ketan bakarnya sejauh 1 kilo meter dari rumah ke tempat biasa mangkal. Di usianya yang terbilang senja, ia masih cekatan melayani pembeli.
Taufik atau karib disapa Abah ini, biasa mangkal di belakang Metro Indah Mal (MIM), posisi itu dipilih Abah untuk menggaet pembeli yang hendak berangkat bekerja melalui akses jalan (MIM).
Aroma ketan yang dibakar di atas bara arang di gerobaknya tercium wangi, apalagi saat Abah mengipaskan hihid atau alat pengipas dari ayaman bambu ke atas ketan yang dijajarkan di tempat pembakaran.
detikJabar menghampiri Abah yang sedang sibuk mengipasi ketan dan membolak-balikan ketan yang dibakarnya. Dengan ramah Abah menawari ketan yang dibakarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mangga ketan bakarna (silahkan ketan bakarnya)," kata Abah dengan penuh ramah, Selasa (30/5/2023).
Baca juga: Asam Manis Penjual Nanas di Jalanan Lembang |
Abah menuturkan, ia sudah sejak lama berjualan ketan bakar. Namun untuk di Margahayu, Abah baru berjualan di tahun 2021.
"Sebelumnya di Karangsetra jualanya," ujar Abah.
Abah menyebut, ketan bakar yang dijualnya Rp 5 ribu per pcsnya. Abah mengklaim, ketan bakar yang dijualnya asli dari Tasikmalaya.
"Harganya Rp 5 ribuan, asli kesannya, dari Manonjaya, Tasikmalaya," ucap Abah.
Menurut Abah, dari Senin-Jumat ia berjualan di belakang MIM sedangkan Sabtu-Minggu Abah berjualan di depan Borma, Rancabolang. Ratusan pcs ketan bisa dijual Abah setiap harinya.
"Sabtu-Minggu 400 pcs bisa habis, kalau hari biasa sekitar 100 pcs," kata Abah.
Abah memilih berjualan untuk mengisi hari tua bersama istrinya. Menurut Abah, dua anaknya sudah menikah dan tinggal beda rumah di Sukagalih, Sukajadi, Kota Bandung.
Sebelum dijajakan di pagi hari, Abah membuat ketan, bumbu oncom hingga serundeng
'Abah bikin malam, bikin sambel, bikin serundeng, semuanya sama abah. Bahan baku rata-rata hari biasa 7 kilogram, Sabtu-Minggu 20 kilogram," pungkasnya.
(wip/tey)