Profesi Ini Berjuang Agar Tak Tersisih AI

Kabar Internasional

Profesi Ini Berjuang Agar Tak Tersisih AI

Tim detikFinance - detikJabar
Kamis, 25 Mei 2023 02:30 WIB
Humanoid robot finger and children finger meets in front of blackboard. Shot in studio with a full frame mirrorless camera.
Ilustrasi (Foto: iStock).
Jakarta -

Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) terus berkembang. Dari tulisan hingga animasi mampu diproduksi AI.

Dilansir dari detikFinance, perkembangan AI dikhawatirkan bisa menyingkirkan manusia di bidang tersebut. Salah satu penulis naskah dunia, John August, bahkan ikut merasa khawatir. August merupakan seorang penulis skenario film-film Hollywood seperti Big Fish, hingga Charlie's Angels.

August adalah salah satu dari lebih dari 11.000 anggota Asosiasi Penulis Amerika (WGA) yang melakukan pemogokan kerja pada Selasa 2 Mei 2023 lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Para penulis skenario khawatir dengan skrip yang kami buat dijadikan basis data untuk sistem AI dalam membuat skrip lain dan menghasilkan ide baru," kata August dikutip dari CNN, Selasa (24/5/2023).

WGA pun menuntut Aliansi Produser Film dan Televisi AS (AMPTP) menaikkan gaji mereka. Selain itu, mereka juga menuntut ada perlindungan AMPTP bisa melindungi profesi mereka dari teknologi AI.

ADVERTISEMENT

"Penulis ingin dapat menggunakan teknologi ini (AI) sebagai bagian dari proses kreatif mereka, tanpa mengubah cara kerja mereka, mengingat AI tidak dapat dilindungi hak cipta tanpa bantuan manusia. Jadi membutuhkan lebih banyak diskusi," kata August.

Goldman Sachs memperkirakan ada 300 juta pekerjaan yang bisa dikerjakan AI. Seperti kerja kantoran di bidang administrasi. Begitu pun dengan bidang hukum.

David Gunkel, seorang profesor di departemen komunikasi di Northern Illinois University yang telah mempelajari tentang kegunaan AI di media dan hiburan, mengatakan para penulis skenario menginginkan pedoman yang jelas seputar AI.

"AI telah menggantikan tenaga manusia di banyak bidang pembuatan konten lainnya seperti copywriting, jurnalisme, penulisan SEO, dan sebagainya," kata David.

August mengatakan sejatinya para penulis tak masalah menggunakan alat untuk membantu pekerjaan mereka, misalnya untuk riset dalam proses produksi. "Penulis skenario bukanlah orang bodoh, dan kami dengan cepat menggunakan teknologi baru untuk membantu kami menceritakan kisah kami," ucap August.

"Kami beralih dari mesin tik ke pengolah kata dengan senang hati dan itu meningkatkan produktivitas. Tapi kita tidak membutuhkan mesin ajaib seperti AI yang mengetik skrip dengan sendirinya," ujarnya.

Artikel ini sudah tayang di detikFinance, baca selengkapnya di sini.

(sud/mso)


Hide Ads