Kala UMKM di Bandung Dilatih Pencatatan Keuangan Digital

Kala UMKM di Bandung Dilatih Pencatatan Keuangan Digital

Sudirman Wamad - detikJabar
Rabu, 08 Mar 2023 00:05 WIB
Para pelaku UMKM di Bandung ikut pelatihan digital.
Para pelaku UMKM di Bandung ikut pelatihan digital (Foto: Sudirman Wamad/detikJabar).
Bandung -

Pemanfaatan digital sebagai pencatatan keuangan di kalangan pelaku UMKM di Jabar, khususnya Bandung Raya masih rendah. Beberapa lembaga dan himpunan pengusaha pun melatih UMKM untuk bisa meningkatkan kesadaran pencatatan keuangan.

PR dan Networking Laba Kita Bersama Ikhwan Sitorus mengatakan pihaknya telah merilis aplikasi Labamu, aplikasi yang diunduh secara gratis untuk memudahkan UMKM mencatat kuangan dan mengatur pelayanan. Labamu bekerja sama dengan Rumah BUMN Bandung, pajakUMKM.id dan DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (Hippi) untuk meningkatkan kualitas pencatatan keuangan secara digital.

Targetnya sebanyak seribu UMKM di Bandung Raya mengikuti pelatihan yang digelar selama empat hari. "Ini kegiatan pelatihan pemberdayaan UMKM di Bandung Raya. Harapannya yang kami berikan secara gratis ini bisa meningkatkan kualitas UMKM," ucap Ikhwan ditemui detikJabar di Bandung Craetive Hub, Jalan Laswi, Kota Bandung, Selasa (7/3/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ikhwan mengatakan pemerintah telah mendorong agar UMKM bisa memanfaatkan teknologi digital untuk memudahkan pencatatan keuangan dan sebagiannya. Ia menilai keahlian pencatatan keuangan ini sangatlah urgent. Sebab, bisa berimbas pada pemantauan progres UMKM.

"Di sini kita hadir dari sisi pencatatan transaski. Puluhan juta UMKM di Indonesia belum familiar gunakan digital. Kabanyakan manual. Sehingga kurang tahu progresnya sebagai pelaku usaha," ucap Ikhwan.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, Plh Ketua Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (Hippi) Jabar Andri Juwandi mengatakan pertumbuhan UMKM sangatlah besar. Namun, ia tak menampik UMKM lebih cenderung menggunakan pencatatan keuangan secara manual. Bahkan, tak sedikit pula yang tak melakukan pencatatan transaksi keuangannya.

"Karena mereka langsung menggunakan uang itu untuk kebutuhan, jajan dan lainnya langsung dari hasil penjualan, dan tidak tercatat. Ketika mengajukan ke bank kesulitan karena tidak punya catatan keuangan yang benar," ucap Andri.

"Sangat harapkan agar mereka bisa mencatat keuangan, pengeluaran dan pemasukan itu harusnya tercatat. Ini yang menjadi PR," kata Andri menambahkan.

Lebih lanjut, Andri mengatakan keuntangan pencatatan keungan digital adalah memudahkan UMKM saat berhubungan dengan bank dan pajak. Sebab, keuntungan atau omzet yang didapat bukanlah asumsi, melainkan hitungan pasti sesuai pencatatan keuangan.

(sud/mso)


Hide Ads