Kenaikan harga bahan pokok terutama beras menjadi salah satu pemicu kenaikan laju inflasi di wilayah Kota Tasikmalaya. Pemerintah berusaha menekan laju inflasi dengan operasi pasar bahan pokok. Kestabilan harga dan pasokan diharapkan bisa mengendalikan inflasi.
Demikian hal itu diungkapkan Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya Nurtjipto usai operasi pasar bertajuk Pasar Tani di halaman kantor Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, Jumat (17/2/2023).
"Tujuannya sebagai langkah pengendalian inflasi, supaya pasokan dan harga kebutuhan pangan untuk masyarakat tetap terjaga," kata Nurtjipto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan harga komoditi yang dijual di kegiatan itu berada di bawah harga pasaran. Misalnya beras berlabel kualitas medium dijual dengan harga Rp 47 ribu untuk kemasan 5 kilogram.
"Selain beras ada juga daging, minyak goreng dan lainnya. Kemudian ada juga sayuran hasil tani masyarakat lokal," kata Nurtjipto.
Dia menjelaskan kenaikan harga beras dipicu oleh minimnya pasokan karena masih menunggu masa panen. "Beras memang sempat naik tapi sekarang mulai melandai. Penyebabnya karena menunggu pasokan, menunggu panen," kata Nurtjipto.
Sementara itu pihak BI Tasikmalaya juga merilis inflasi Kota Tasikmalaya per Januari 2023, secara bulanan mengalami kenaikan sebesar 0,41 persen (bulan ke bulan).
Kenaikan ini searah dengan kenaikan tingkat inflasi nasional dan Provinsi Jawa Barat pada periode tersebut, yang masing-masing mengalami kenaikan sebesar 0,34 persen (mtm) dan 0,47 persen (mtm).
Sekalipun kenaikan tersebut cenderung melandai dibandingkan pada Bulan Desember 2022, namun tingkat inflasi secara tahunan di Priangan Timur masih di atas rentang target 3Β±1 persen, yakni sebesar 6,61persen (year on year).
Kenaikan tersebut disinyalir merupakan dampak dari keterbatasan pasokan bahan pangan, termasuk beras, akibat curah hujan yang tinggi pada periode tanam di sepanjang penghujung akhir tahun 2022 dan diperkirakan akan berlangsung hingga Maret 2023.
"Memasuki Maret sampai April diprediksi sudah mulai masa panen raya, sehingga pasokan dan harga beras bisa stabil kembali," kata Nurtjipto.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan, Adang Mulyana mengatakan kenaikan harga beras turut dipengaruhi pula oleh faktor cuaca yang berimbas terhadap produksi hasil pertanian.
"Sepanjang tahun kemarin kan hujan, itu memang berpengaruh. Tapi sekarang ini sedang menunggu panen raya," kata Adang.
Menurut dia tidak ada kelangkaan pasokan beras, kendati ada kenaikan harga jual. "Sebetulnya tidak langka, tapi memang ada kenaikan harga. Ada faktor lain yang jadi penyebabnya, misalnya kenaikan harga BBM," kata Adang.
(mso/mso)