Warga Bekasi hingga Depok Tidak Betah Kerja di 'Rumah'

Data Jabar

Warga Bekasi hingga Depok Tidak Betah Kerja di 'Rumah'

Rifat Alhamidi - detikJabar
Jumat, 17 Feb 2023 10:30 WIB
Ilustrasi karyawan stres karena pekerjaan.
Ilustrasi karyawan. (Foto: Shutterstock)
Bandung -

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data bertajuk Profil Mobilitas Tenaga Kerja Provinsi Jawa Barat. Hasilnya, warga di Kota Bekasi hingga Kota Depok dinyatakan sebagai kalangan pekerja paling tidak betah bekerja di kampung halamannya sendiri.

Dilihat detikJabar dari data hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Susenas) 2021, Jumat (17/2/2023), ada 5 daerah di Jabar yang menyumbang wilayah dengan kategori penduduknya paling banyak tidak bekerja di wilayah asalnya. Di urutan pertama ada Kota Bekasi dengan persentase sebanyak 19,05 persen.

Dalam data BPS, warga di Kota Bekasi dikategorikan sebagai pekerja dengan karakteristik komuter paling tinggi di Jabar. Sekadar diketahui, kategori pekerja komuter merupakan penduduk yang bekerja dengan melintas batas kabupaten/kota tempat tinggalnya dan pulang kembali ke tempat asalnya dalam waktu kurang dari 24 jam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah Kota Bekasi, Kota Depok menyusul di urutan kedua dengan 18,04 persen. Kemudian Kabupaten Bogor dengan 15,93 persen, Kabupaten Bekasi 11,33 persen dan wilayah terakhir dengan persentase pekerja komuter tertinggi di Jabar yaitu Kabupaten Bandung dengan 7,79 persen.

"Penyumbang komuter terbesar di Jawa Barat adalah kabupaten/kota di wilayah Bodebek (Bogor, Depok, Bekasi) yang mencapai angka 64,35 persen. Hal ini wajar karena memang kebanyakan kota besar di Jawa Barat berada di Bodebek," tulis BPS dalam datanya sebagaimana dilihat detikJabar.

ADVERTISEMENT

Pada penggalan data yang ditampilkan, BPS juga turut memberikan catatan mengenai presentasi pekerja dengan kategori komuter tersebut. Catatan BPS ditunjukkan kepada pemerintah daerah di Jabar agar kategori pekerja ini juga bisa menjadi masukan untuk pengambilan kebijakan ke depannya.

"Apabila tidak mendapatkan penanganan yang tepat, pekerja komuter ini dapat menimbulkan berbagai permasalahan. Oleh karena itu, informasi tentang karakteristik komuter yang dirinci menurut kabupaten/kota akan sangat bermanfaat khususnya bagi para pengambil kebijakan kependudukan dan pembangunan," tulis BPS Jabar.

Selain kategori pekerja komuter, BPS juga mengelompokan pekerja dengan kategori pekerja sirkuler. Sekedar diketahui, karakteristik pekerja ini adalah mereka yang bermigrasi ke kota untuk bekerja, namun masih menganggap desa sebagai tempat tinggalnya.

Bisa disimpulkan, kategori pekerja ini merupakan penduduk yang merantau ke wilayah tertentu dan tetap akan pulang ke kampung halamannya dalam waktu tertentu pula.

BPS Jabar kemudian mengkategorikan warga di Kabupaten Bogor sebagai pekerja dengan karakteristik sirkuler paling tinggi di Jawa Barat yaitu 13,82 persen. Disusul Kabupaten Garut 11,51 persen, Kabupaten Tasikmalaya 9,01 persen, Kabupaten Cirebon 7,92 persen dan Kuningan dengan 6,78 persen.

"Tiga kabupaten/kota penyumbang pekerja sirkuler terbanyak pada tahun 2021 di Jawa Barat berada di Kabupaten Bogor, Kabupaten Garut, dan Kabupaten Tasikmalaya, masing-masing sebesar 13,82 persen, 11,51 persen, dan 9,01 persen. Sementara itu, persentase pekerja sirkuler terendah di Jawa Barat adalah di Kota Cirebon, Kota Cimahi, dan Kota Banjar," ungkap BPS Jabar.

(ral/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads