Harga beras di Pasar Kosambi Kota Bandung mengalami kenaikan. Kenaikan harga terjadi dari mulai Rp1.000-2.000. Kenaikan terjadi dalam beberapa bulan terakhir.
"Sudah ada dua bulan, rata-rata yang sedang Rp 12 ribu ke atas, kenaikan Rp 1.000-2.000," kata salah satu pedagang di Pasar Kosambi Wulan (42) kepada detikJabar, Selasa (24/1/2023).
Wulan menjual beberapa jenis beras, dari mulai jembar, setra, pandan wangi dan lainnya. Menurutnya, kenaikan harga ini dikeluhkan oleh warga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada, apalagi yang jualan nasi," ujarnya.
"Termurah Rp 10 ribuan (per kilo), kualitasnya jelek kaya beras returan. Paling mahal Rp 13 ribu jenis jembar," ujar Wulan.
Beras yang dijual Wulan didatangkan dari Sumedang dan Ciparay, Kabupaten Bandung. Wulan tidak mengetahui, kenaikan harga beras tersebut, informasi yang didapatnya belum panen dari produsen penghasil beras.
"Belum panen, tapi gak tahu kenapa ya," tuturnya.
Wulan harap, harga beras bisa kembali normal, karena kerap dikeluhkan oleh pembeli. "Bisa beli Rp10 ribu, sekarang jadi Rp11 ribu, naiknya lumayan, jadi modalnya nambah," ucapnya.
Kenaikan harga beras juga terjadi di kios pedagang lainnya. Salah satu penjual beras Rahmat Kurnia (58) mengatakan, meski tidak terjadi tiap hari, kenaikan harga beras di tempatnya cukup lumayan.
"Setiap dalam seminggu dua kali, walau pun Rp200-an, kalau sering jadi gede. Kalau dipukul rata setiap jenis Rp 1.000 an," ujar Rahmat.
Rahmat menuturkan, sejak Juli 2022 harga beras terus mengalami kenaikan.
"Ini dari Bulog harusnya jual Rp 9.500 karena di sananya naik Rp 10 ribu, jadi Rp 11. Hampir semua rata-rata dari jenis jembar, setra, pandan wangi. Jembar dari Rp 13 jadi Rp 14 ribu, setra jadi Rp 13 dari Rp 12 ribu, pandan wangi jadi Rp 14 dari Rp 13 ribu," tuturnya.
"Jenis lain, paling signifikan itu untuk ketupat. Awalnya Rp 13 ribu, sekarang bisa jual Rp 15 ribu," tambahnya.
Sama hal nya dengan Wulan, Rahmat tak mengetahui kenaikan harga beras tersebut. "Mungkin karena, wallahualam faktor cuaca, banyak musibah juga," ucapnya.
Rahmat juga terima keluhan dari para pembeli, akibat kenaikan harga beras ini. "Pasti, jangankan konsumen, penjual juga ngeluh. Harapannya pemerintah segera turun tangan, ada perhatianya, ada pedulinya, pemerintah kan ada Divisi Departemen Bulog untuk stabilkan harga, tapi selama ini kontrolnya kurang," pungkasnya.
(wip/yum)