"Saya stok satu setengah ton beras dari uang pribadi saya, untuk dipinjamkan kepada warga Kawunghilir," kata Yosa saat diwawancarai detikJabar belum lama ini.
Program yang bertajuk anti warga kelaparan itu, baru diluncurkan pada 18 Januari 2023 lalu. Progam ini dicanangkan untuk warga yang ber-KTP Desa Kawunghilir alias asli penduduk desa setempat.
Syarat dan cara meminjamnya pun terbilang mudah. Bagi warga yang akan meminjam beras, cukup datang ke rumah Kades Yosa, dan menunjukkan identitas diri.
"Program ini dikhususkan untuk warga Kawunghilir. Syaratnya cukup ber-KTP Kawunghilir aja. Enggak ada syarat khusus," ujar dia
Meski Yosa menyetok beras melimpah, namun dirinya membatasi pinjaman tersebut maksimal 10 kilogram beras per keluarga. Hal itu ia siasati agar program tersebut terus bergulir.
Selain itu, Yosa juga memberikan jangka pinjaman beras hingga satu bulan. "Banyak (limit) pinjamannya itu 10 kilo (per KK). Jangka pembayarannya itu satu bulan," jelas dia.
"Jadi saya meminjamkan beras dengan harganya perkilo Rp 12.000 karena yang Rp 300 saya subsidi buat bekal saya itu mah di akhirat nantinya. Jadi pembelian dari pabrik itu Rp 12.300 yang beras bagus," ucap dia menambahkan.
Disinggung jika masyarakat mengembalikan dengan beras yang beda kualitasnya. Yosa tidak mempermasalahkan itu. Namun yang ia inginkan adalah rasa tanggung jawab warga.
"Terserah masyarakat aja mau mengembalikan beras jenis apa juga. Misal kualitasnya enggak sama, dengan kualitas beras sebelumnya enggak apa-apa. Saya hanya mengajarkan warga agar tanggung jawab aja itu aja," ujar dia.
"Pembayarannya juga fleksibel aja. Bisa pakai uang, bisa pakai beras juga, semampu warga aja. Yang ini terus bejalan dan warga punya rasa tanggung jawab," sambungnya.
Sementara itu, program peminjaman beras ini diluncurkan atas dasar keprihatinannya dalam menghadapi musim paceklik di Desa Kawunghilir. Musim paceklik adalah musim dimana petani belum bisa panen sedangkan stok beras mulai menipis.
Selain paceklik, mahalnya harga beras di pasaran juga jadi salah satu alasan dirinya membuat program tersebut. "Program peminjaman beras kepada warga Desa Kawunghilir, karena saya prihatin. Saat ini musim paceklik, dan harga beras di pasaran juga mahal," jelas dia.
Atas kondisi tersebut Yosa merasa khawatir masyarakatnya akan kembali terjerumus dari jeratan lintah darat alias rentenir bin bank emok. Sebab, selama dirinya menjabat menjadi kepala desa setempat, Yosa gencar melawan keberadaan rentenir di Kawunghilir dengan program pinjaman uang tanpa bunga.
Yosa yang akrab disapa 'Kades Sultan' itu lebih dulu membuat program pinjaman uang hingga Rp 200 juta yang berasal dari kantong pribadinya. "Nah saya takutnya warga saya ini pinjam lagi ke rentenir atau bank emok. Untuk antisipasi itu jadi saya meminjamkan beras," ujar dia. (yum/yum)