SPBU Marak Dijual di Jakarta-Bandung, Ada Fenomena Apa?

SPBU Marak Dijual di Jakarta-Bandung, Ada Fenomena Apa?

Tim detikFinance - detikJabar
Kamis, 05 Jan 2023 11:16 WIB
SPBU dijual di toko online
SPBU dijual di toko online (Foto: Tangkapan layar olx)
Bandung -

Fenomena di awal 2023 diawali dengan maraknya penjualan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Penawaran SPBU ini dapat dengan mudah ditemukan di toko online.

Seperti dirangkum detikcom, Rabu (4/1/2023), SPBU yang berlokasi di Tanjung Priok, Jakarta Utara dijual seharga Rp 35 miliar di platform Olx. 2.040 m2 tersebut baru diiklankan kemarin.

Di platform yang sama, SPBU di Duren Sawit, Jakarta Timur ditawarkan seharga Rp 30 miliar. SPBU ini memiliki luas tanah 2.600 m2 dan luas bangunan kantor 50 m2. Iklan SPBU ini dipasang 5 hari yang lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya di Jakarta, di Bandung Raya terdapat sejumlah SPBU yang hendak dijual. Salah satunya SPBU di Pasirkoja dengan harga Rp 27 miliar, SPBU di Bojongloa Kaler Rp 33 miliar dan SPBU Nagreg sebesar Rp 17,5 miliar.

Selain tiga SPBU tersebut, masih ada sekitar sembilan SPBU lainnya di wilayah Bandung Raya yang hendak dijual. Rata-rata SPBU itu dijual dengan harga Rp 18 miliar hingga Rp 35 miliar lebih.

ADVERTISEMENT

Dikutip dari detikFinance, Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) DPD III Juan Tarigan angkat bicara mengenai fenomena ini. Dia mengakui, jika dibandingkan keuntungan dan pengeluaran khususnya terkait Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), bisnis SPBU sudah tidak begitu menarik.

"Kalau dibandingkan antara profit dengan kewajiban yang harus dikeluarkan oleh pengusaha khususnya PBB, memang sudah tidak begitu menarik," katanya kepada detikcom, Rabu (4/1/2023).

Ia mengatakan, secara organisasi telah menyampaikan persoalan ini pemerintah daerah (pemda). Pihaknya berharap ada perlakuan (treatment) khusus terhadap SPBU ini.

"Makanya memang kami secara organisasi, sudah menyampaikan juga ke pemda, kira-kira memang ada treatment khusus dalam pemberlakuan PBB ini, karena kita bisa memprediksi setiap tahun akan terjadi penyusutan," jelasnya.

Kembali, dia menuturkan, kewajiban yang harus dikeluarkan pengusaha besar, terutama dari sisi PBB. Untuk di Jakarta, besaran PBB untuk SPBU dengan luas 2.000 hingga 3.000 m2 bisa mencapai seratusan juta.

"Semuanya terkait cost yang timbul lah ya, baik sisi PBB, UMP, UMR dan sebagainya, listrik, tentunya poin ada di PBB. Pajak Bumi Bangunan itu yang setiap tahun harus dibayar, dan itu yang cukup besar. Bayangkan di Jakarta Pusat umpamanya punya area 2.000, kalau zaman dulu besar-besar, punya 2.000-3.000 meter kan cukup besar itu, seratusan juta," terangnya.

Dengan margin yang sudah tertakar, kata dia, memberatkan sebagian pengusaha. "Mereka ya lebih switching, mungkin dialihkan ke bisnis yang lain yang mungkin lebih menarik," ujarnya.

Sementara, Head of Advisory Services Colliers International Indonesia Monica Koesnovagril berpendapat, fenomena ini terjadi atas pertimbangan optimalisasi lahan. Apalagi jika SPBU berlokasi di tengah kota.

"Kalau kita lihat kan banyak SPBU lokasinya di tengah kota yang harga tanahnya sudah mahal. Kalau kita bicara di Jakarta, Koefisien Lantai Bangunan (KLB) sudah naik, secara konsep optimalisasi lahan itu akan optimal dibangun yang lebih high rate," katanya dalam virtual media briefing Colliers, Rabu (4/1/2023).

KLB adalah batas jumlah lantai atau tinggi bangunan yang boleh dibangun, dan diatur oleh pemerintah. Menurutnya disayangkan jika lahan dengan KLB tinggi dan harga bagus hanya dijadikan SPBU. "Itu banyak pertimbangan. Tapi kalau lahan mahal, KLB tinggi, sayang kalau cuma dipakai SPBU," tuturnya.

Artikel ini telah tayang di detikFinance dengan judul Banyak SPBU Dijual Online, Fenomena Apa Ini?

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads