Libur Nataru Jadi Momen Warga Lokal Lembang Raup Cuan

Libur Nataru Jadi Momen Warga Lokal Lembang Raup Cuan

Whisnu Pradana - detikJabar
Selasa, 27 Des 2022 03:00 WIB
Warga lokal Lembang saat membantu di tanjakan ekstrem
Warga lokal Lembang saat membantu di tanjakan ekstrem (Foto: Whisnu Pradana/detikJabar)
Bandung Barat -

Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) menjadi daerah tujuan berlibur favorit wisatawan dari berbagai daerah setiap musim libur tiba. Sama halnya seperti saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023.

Wisatawan dari berbagai daerah berdatangan ke Lembang sejak Sabtu (24/12). Hingga Senin (26/12/2022) kunjungan terus meningkat, meskipun belum signifikan.

Kebanyakan wisatawan yang datang berasal dari daerah Bandung Raya seperti Bandung, Cimahi, Sumedang. Kemudian dari Bogor, Karawang, Jakarta, bahkan dari luar pulau seperti Pulau Sumatera.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun bagi masyarakat yang berdomisili di Lembang, momen liburan seperti ini tak serta merta membuat mereka juga ikut menikmati deretan objek wisata yang menjamur di seantero Lembang.

Seperti diceritakan Ineu (40), warga Kampung Bukanagara, Desa Pagerwangi, Kecamatan Lembang, KBB. Sebagai warga asli Lembang, ia jarang berwisata jika momen libur tiba.

ADVERTISEMENT

"Sebetulnya kalau warga Lembang mungkin nggak liburan ke wisata di sini, tapi ke luar (luar Lembang). Cuma kebanyakannya ya tetap aktivitas seperti biasa, seperti tani, jualan," ujar Ineu saat berbincang dengan detikJabar, Senin (26/12/2022).

Momen libur seperti Natal, Tahun Baru, Lebaran, dan libur panjang lainnya, kata Ineu, justru jadi momen bagi warga Lembang asli untuk memperbaiki ekonomi.

"Kalau macet ya terdampak juga, tapi sebetulnya jadi berkah juga soalnya bisa memperbaiki ekonomi. Jadi ada yang jualan dadakan, terus usaha lainnya juga," ucap Ineu.

Sementara untuk Ineu dan warga lain di kampungnya, mereka meraup cuan dari pengaturan lalulintas bagi wisatawan. Sebab di wilayah mereka, ada sebuah tanjakan ekstrem yang menjadi jalur alternatif dari kawasan Lembang ke Punclut.

Namanya tanjakan Spongebob. Sebuah tanjakan ekstrem yang memiliki tingkat kecuraman cukup tinggi. Ditambah kontur jalan yang sempit membuat pengendara perlu ekstra hati-hati dan skill yang mumpuni agar kendaraan yang dipacu bisa melibas jalur tersebut.

"Jadi saya dengan warga lainnya bantu-bantu wisatawan. Soalnya tanjakannya kan berbahaya, terus harus gantian. Kalau nggak nanti bisa celaka," ujar Ineu.

Dari usaha itu, mereka bisa mendapatkan sedikit uang dari pengendara yang merasa telah dibantu. Namun kalaupun tak diberi uang, tak jadi soal buat mereka lantaran niatnya memang membantu wisatawan.

"Lumayan buat jajan dan kopi. Soalnya setiap hari pasti ada yang lewat sini. Hari Sabtu sama Minggu kemarin saja macetnya parah, kalau nggak diatur ya sudah mentok," tutur Ineu.

Warga lainnya, Syahrul (27), mengatakan selain pengatur lalulintas ada pemuda yang berperan sebagai pendorong, pengganjal, atau supir pengganti bagi pengendara yang ragu melintasi tanjakan tersebut.

"Di atas ada orang juga, soalnya kan banyak juga yang dari atas mau ke bawah, kalau berbarengan nanti perwis di tengah-tengah, bisa masuk kebun di sebelah kiri," tutur Syahrul.

"Kalau macet pisan itu ada yang jaga di tengah-tengah, kalau nggak kuat nanjak nanti diganjal. Terus penumpangnya disuruh turun dulu. Kalau supirnya ga bisa, ada yang bisa gantiin," tambahnya.




(dir/dir)


Hide Ads