Sembari berteriak, seorang pemuda berjaket abu sigap mengatur sirkulasi kendaraan yang hendak menapaki sebuah tanjakan curam di jalur alternatif kawasan wisata Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Syahrul (27) namanya. Seorang pemuda lokal yang tinggal di dekat tanjakan 'spongebob', Jalan Bukanagara, Desa Pagerwangi, Kecamatan Lembang, KBB.
Keberadaannya sangat vital, sebagai pengatur lalulintas dan penunjuk arah bagi wisatawan yang sedang berlibur di Lembang. Seperti pada momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023 kali ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setiap liburan ya seperti ini, bantu wisatawan yang mau lewat tanjakan spongebob," kata Syahrul singkat membuka percakapan dengan detikJabar, Minggu (25/12/2022).
Ia malu-malu, tak banyak bicara, lebih banyak bekerja. Satu persatu kendaraan wisatawan berbagai jenis diarahkannya menuju tanjakan yang menghubungkan Maribaya menuju kawasan Punclut maupun sebaliknya.
Bukan tanpa alasan, tanjakan yang sebetulnya bernama tanjakan Bukanagara merujuk pada lokasi keberadaannya itu sangat curam. Perlu kehati-hatian dan skill supir yang mumpuni agar kendaraan yang dipacu bisa melibas jalur tersebut.
"Saya dengan pemuda lain di sini, jaga dari pagi sampai malam, apalagi kalau musim liburan itu ramai. Jadi harus selalu dijaga, tapi aplusan," ucap Syahrul.
Bahaya bukan hanya dari curamnya tanjakan, melainkan dari sempitnya jalan yang hanya cukup dilintasi satu mobil secara bergantian. Tak jarang, kendaraan yang menanjak tak kuat dan harus mundur lagi.
"Kondisi jalannya memang sangat menanjak, kalau musim hujan jadi licin. Hampir setiap bulan ada kejadian mobil terperosok kebanyakan mobil wisatawan," kata Syahrul.
Ia memberikan tips pada pengendara yang mau melewati tanjakan Spongebob, yang utama yakni mematikan pendingin atau AC, menanjak dengan gigi 1 untuk mobil manual, dan kapasitas penumpang tidak berlebihan.
"Kalau di tanjakan nanti ada warga yang jaga untuk membantu mengarahkan mobil atau motor yang lewat, karena kan harus bergiliran. Kalau mau lewat sini, ac dimatikan, pakai gigi 1, terus penumpang jangan kebanyakan," ucap Syahrul.
Pemuda lain ada yang berperan sebagai pendorong, pengganjal, atau supir pengganti bagi pengendara yang ragu melintasi tanjakan tersebut.
"Di atas ada orang juga, soalnya kan banyak juga yang dari atas mau ke bawah, kalau berbarengan nanti perwis di tengah-tengah, bisa masuk kebun di sebelah kiri," tutur Syahrul.
"Kalau macet pisan itu ada yang jaga di tengah-tengah, kalau nggak kuat nanjak nanti diganjal. Terus penumpangnya disuruh turun dulu. Kalau supirnya ga bisa, ada yang bisa gantiin," tambahnya.
Membahas soal tanjakan tersebut, ia tak tahu sejak kapan tanjakan itu ditambahi na spongebob di belakangnya. Sebab warga setempat justru mengenal tanjakan itu dengan tanjakan langit.
"Kalau di sini itu sebetulnya disebut tanjakan langit, nggak tahu kalau namanya jadi tanjakan spongebob itu dari kapan. Buat saya sama pemuda di sini sih yang penting rame, bisa nambah-nambah buat ngopi dan jajan," ujar Syahrul.
(mso/mso)