Upah Minimum Kabupaten (UMK) Kota Banjar tahun 2023 sebesar Rp 1.998.119 atau paling kecil di Jawa Barat. Lalu bagaimana gaya hidup warga Kota Banjar?
Diketahui, Kota Banjar merupakan daerah pemekaran dari Kabupaten Ciamis. Saat ini hanya memiliki 4 kecamatan, 9 kelurahan dan 16 desa. Jumlah penduduknya sebanyak 209.493 jiwa.
Yulianto, salah seorang warga Banjar, mengatakan biaya hidup di Kota Banjar masih tergolong cukup murah. Sekali makan di warung makan hanya mengeluarkan uang Rp 10 ribu sampai Rp 15 ribu sudah tergolong cukup bergizi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk makan itu Rp 10 ribu sudah pakai telor dan sayur atau tumis. Rp 15 ribu sudah pakai daging ayam. Kalau saya biasa makan siang memang di rumah makan yang sederhana. Memang kalau pekerja biasa seperti itu. Tapi kalau ingin lebih murah nasinya bikin sendiri, lauk pauknya beli dari luar," ujar Yulianto, Senin (26/12/2022).
Sementara itu, Anto, salah seorang pegawai swasta di Banjar, mengatakan hidup di Kota Banjar masih cukup terjangkau dan murah. Meski saat ini untuk biaya makan ada penambahan akibat inflasi setelah kenaikan BBM.
"Memang untuk biaya makan sekarang ada kenaikan tapi masih terjangkau, dengan Rp 15 ribu juga sudah cukup makan enak. Kalau mau lebih murah ya beli lauk dari luar tapi nasi masak sendiri. Kalau itu sih sebetulnya sesuai selera masing-masing," jelasnya.
Anto menyebut di Kota Banjar sendiri tidak banyak supermarket tidak seperti kota besar lainnya. Sehingga gaya hidup pun bisa disesuaikan dengan kondisi keuangan.
"Toko besar di Banjar cuma ada 3 seperti Yogya, Samudera dan Pajajaran. Jadi warga untuk memenuhi kebutuhan cukup ke tiga supermarket atau ke pasar, kalau memang yang punya uang lebih biasanya ke Tasikmalaya," katanya.
Menurut Anto, hidup di Banjar masih bisa disiasati dengan penghasilan yang didapat. Kalau hanya kebutuhan dasar seperti makan, pakaian, rokok, kopi dan sejenisnya, UMK sebesar Rp 1.998.119 tergolong cukup.
"Tinggal bagaimana kita yang mengelola keuangannya saja," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Kota Banjar Yogi Indrijadi mengakui UMK Kota Banjar paling sedikit di Jabar. Pihaknya pun berharap bisa lebih besar, supaya bisa mendongkrak ekonomi mikro.
"Saya yakin kaum pekerja, buruh itu jajan ke pasar. Sehingga apabila UMK lebih besar tentunya dapat mendongkrak ekonomi mikro," ungkap Yogi.
Menurutnya, dengan UMK Rp 1.998.119 tersebut bisa disebut cukup tidak cukup. Grade gaya hidup di Kota Banjar masih bisa disesuaikan dengan kondisi.
"Kalau di Banjar itu bisa disesuaikan. Karena kalau berbicara kepuasan tentunya yang namanya manusia tidak akan puas. Bicara UMK tersebut tergolong hanya cukup saja," katanya.
Terkait dengan kebutuhan rekreasi, menurut Yogi hal tersebut juga seharusnya dipikirkan dalam menentukan UMK. Kaum buruh yang cukup rekreasi akan berdampak baik terhadap perusahaan.
"Memang kalau maintenance itu tergantung rumah tangga masing-masing. Tapi kalau untuk keleluasaan, itu harus diperhatikan juga," ujarnya.
(mso/mso)