Kisah Sukses Sri Murni Sang Baker di Sukabumi

Kisah Sukses Sri Murni Sang Baker di Sukabumi

Siti Fatimah - detikJabar
Selasa, 20 Des 2022 13:30 WIB
Sri Murni, mentor kursus membuat kue di Sukabumi.
Sri Murni, mentor kursus membuat kue di Sukabumi. (Foto: Siti Fatimah/detikJabar)
Sukabumi -

Sri Murni, (48) warga Cikole, Kota Sukabumi sukses menjadi mentor kursus membuat kue. Bahkan hingga saat ini, ada 700 lebih murid yang mengikuti kelasnya.

Perjalanannya menjadi baker sekaligus mentor tak semudah yang dibayangkan. Wanita paruh baya ini telah menjalani berbagai macam profesi dari mulai guru, pedagang mie ayam, guru menggambar hingga mentor membuat kue.

Bakat membuat kue sudah ia miliki sejak awal dan diperdalam secara autodidak. Setidaknya sudah 25 tahun Sri terjun ke bidang bakery. Kepada detikJabar, ia menceritakan sepotong cerita hidupnya sebagai mentor dan pembuat kue.

"Sudah 25 tahun jadi pembuat kue. Dulu tahun 1998 sambil ngajar jualan di kantin sekolah, 17 tahun jualan di sekolah. Menu-menunya kita buat sendiri, ganti-ganti kuenya. Ada makanan berat, ringan dan minuman," kata Sri saat ditemui di kediamannya, Gang Ciremai II, Cikole, Kota Sukabumi, Selasa (20/12/2022).

Selain berjualan kue, ia juga sempat dagang mie ayam. Mie ayam buatannya laku keras sebelum akhirnya terhantam pandemi COVID-19.

"2015 kita jualan mi ayam sampai 2019, itu sambil buat kue juga. Tahun 2019 saya mutusin nggak jualan lagi mi karena Corona, tapi saya putuskan ngajar ibu-ibu dan antusiasnya bagus banget karena di Sukabumi belum ada grup membuat kue," ujarnya.

Kue kukis Natal di Sukabumi.Kue kukis Natal di Sukabumi. Foto: Siti Fatimah/detikJabar

Sejak saat itulah, Sri mulai aktif mengajar les bakery kepada para ibu-ibu. Lama-kelamaan, peserta didiknya bertambah hingga 700 orang. Kegiatannya pun bermacam-macam dan disesuaikan dengan kemampuan ibu-ibu di Sukabumi.

"Konsepnya sesuai dengan ibu-ibu di rumah. Kan kalau di kota-kota besar seperti peralatannya canggih, ada layar, ada istilah api atas api bawah berapa derajat, tapi pulang ke rumah nggak ada yang ngerti apa api atas-bawah. Yang ada ibu-ibu itu oven di atas kompor, mixer pun masih mending menggunakan mesin, ada yang masih pakai alat kocok. Jadi konsep ke ibu-ibu lebih sederhana," jelasnya.

Dari tangannya itu, ia telah melahirkan berbagai macam murid yang ahli di bidang pembuatan roti dan kue. Salah satu muridnya bahkan berhasil mendirikan UMKM bakery dengan toko dan buatan sendiri.

"Bahkan ada murid yang sudah pabrikan dan punya bakery sendiri. Seperti ibu Ela sekarang sudah bisa bikin bolu batik di Cirumput, Sukalarang. Sudah resmi terdaftar di UMKM, ada surat izinnya, terus ada toko kue yang lengkap," ungkapnya.

Tak ingin ketinggalan tren bakery, Sri juga mengikuti inovasi-inovasi seperti puding 3D, realistic cake, dessert box dan lain-lain. Ada juga dessert box yang dimodifikasi dengan makanan khas Sunda.

Selain mempelajari cara membuat kue, mereka juga menjalin kedekatan antar mentor dan ibu-ibu. "Jadi kita yang diutamakan silaturahmi. Kekeluargaan, ada yang sakit kita tengok, nikahan kita datang. Sampai sekarang ada 700 member kita ajarin dan banyak member kita yang sudah mandiri," tutupnya.

(iqk/orb)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT