Meski Tubuh Lumpuh Separuh, Rudi Mampu Produksi Lampu Hias

Meski Tubuh Lumpuh Separuh, Rudi Mampu Produksi Lampu Hias

Dwiky Maulana Vellayati - detikJabar
Selasa, 06 Des 2022 23:15 WIB
Kisah Rudi Hartono (42), mampu hasilkan lampu hias meski setengah badannya lumpuh.
Kisah Rudi Hartono (42), mampu hasilkan lampu hias meski setengah badannya lumpuh. (Foto: Dwiky Maulana Vellayati/detikJabar)
Subang -

Keterbatasan tak menghalangi Rudi Hartono (42), warga Kampung Poncol RT 054/018, Kelurahan Pasirkareumbi, Kecamatan Subang, Kabupaten Subang, Jawa Barat, untuk berkreasi. Meski lumpuh, Rudi mampu membuat hiasan lampu lampion dengan bahan paralon.

Rudi mengalami kecelakaan yang menyebabkan sebagian tubuhnya lumpuh. Kecelakaan itu terjadi pada 2007 lalu, ketika dia menjadi kernet kendaraan elf jurusan Subang-Bandung. Elf yang ditumpanginya ditabrak dari belakang oleh kendaraan lain dan membuat tubuhnya terjepit. Kecelakaan tersebut terjadi di wilayah Ledeng, Kota Bandung.

Semenjak kejadian, selama 15 tahun, Rudi hanya bisa menghabiskan waktunya dengan berbaring di rumah orang tuanya di Subang. Rudi kini hanya diurus oleh sang ibu dari makan hingga keperluan lainnya. Meski memiliki keterbatasan fisik, Rudi tidak habis akal untuk tetap bisa bertahan hidup. Dengan menggunakan satu tangannya, Rudi mampu membuat kerajinan lampu lampion hias dengan berbahan dasar paralon.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Melakukan ini ya semangat hidup saja bikin lampu hias lampion dari pipa paralon, kalau dibilang sulit sih ya susah cuman pakai satu tangan cuman saya nikmatin saja," ujar Rudi saat berbincang bersama detikJabar di kediamannya, Selasa (6/12/2022).

Semangat Rudi pun terlihat saat akan melakukan proses pembuatan lampu hias lampion tersebut. Sebelum membuat kerajinan itu, Rudi harus menyiapkan berbagai bahan dan peralatannya terlebih dahulu seperti pipa paralon, fiber, lem, gergaji, dan sebuah bor. Rudi membuat kerajinan sembari terbaring. Proses pertama, dia harus membuat gambar pola pada paralon.

ADVERTISEMENT

Kemudian pipa paralon di potong beberapa bagian dan dilubangi menggunakan bor serta gergaji. Setelah itu, paralon dicat dengan berbagai macam warna. Dirasa sudah terlihat indah dan menarik, Rudi langsung memasang fiber dan tempat lampunya. Lampu hiasan lampion tersebut pun siap untuk dijual.

"Satu buah paralon biasanya bisa dibikin sebanyak 9 buah kerajinan saja, belinya kadang minta tolong nitip belikan paralon ke tetangga maupun teman saya. Biasanya satu hari bisa bikin 3 sampai 4 buah kerajinan," katanya.

Rudi mengaku modal awal hanya mengeluarkan uang sekitar Rp 500 ribu. Kini, ia menjual satu buah hiasan lampu lampion dengan harga Rp 75 ribu . Meskipun belum di pasarkan secara besar, Rudi berharap akan usahanya dapat tersebut berkembang. "Kalau pemasaran rencananya mau minta tolong ke teman-teman sementara di medsos dulu, sekarang paling ada yang mesannya hanya tetangga saja dan orang terdekat yang tahu," kata dia.

(iqk/iqk)


Hide Ads