Puluhan buruh yang tergabung dalam tujuh serikat pekerja di Kabupaten Sukabumi mendatangi Gedung Negara Pendopo Kabupaten Sukabumi yang berlokasi di Jalan A Yani, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi. Mereka menuntut untuk bertemu dengan Bupati Sukabumi Marwan Hamami dan melakukan audiensi di dalam gedung Pendopo.
Mulanya para buruh tersebut datang dengan maksud untuk melakukan audiensi bersama orang nomor satu di Kabupaten Sukabumi. Pihaknya ingin membahas terkait dampak BBM, rencana kenaikan UMK 2023 dan isu Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akan tetapi kedatangan mereka ditolak oleh Pemkab Sukabumi.
"Kami merasa aneh kenapa jika buruh tidak boleh ke Pendopo, baik aksi maupun audiensi. Sementara pihak lain nggak ada masalah untuk audiensi di Pendopo, jadi jangan diskriminasi," kata Ketua DPC FSB KIKES KSBSI Sukabumi Raya Nendar Supriyatna, Kamis (17/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan, kedatangan para buruh ini untuk menyuarakan aspirasi mereka soal dampak kenaikan harga BBM terhadap para buruh. Selain itu, mereka juga meminta kepastian terkait isu PHK massal yang menimpa buruh industri padat karya akibat krisis ekonomi global.
"Kami ingin menyampaikan bahwa kenaikan BBM itu perlu diketahui seperti apa dampaknya khususnya pada para buruh. Tentu satu tahun ke depan akan sangat menyengsarakan jika pemerintah tidak bisa menyikapi secara utuh. Kedatangan kami ini juga berkaitan dengan upah 2023 serta berkaitan dengan isu PHK buruh," jelasnya.
Meski belum mendapat tanggapan dari Pemkab Sukabumi, para buruh mengaku akan tetap bertahan di gedung Pendopo. Bahkan, mereka mengancam apabila Pemda tidak menemui buruh hari ini maka mereka akan melakukan aksi besar-besaran di Gedung Negara Pendopo Sukanumi.
"Berdasarkan surat yang dilayangkan oleh tujuh serikat buruh hari ini ada lima puluh orang untuk beraudiensi. Tapi jika memang tidak terlaksana (audiensi) maka dipastikan akan ada aksi unjuk rasa dengan jumlah sekitar 10 ribu," ungkapnya.
Ketua Dewan Pengurus Cabang Federasi Serikat Buruh Garmen Kerajinan Tekstil Kulit Sepatu dan Sentra Industri Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia Kabupaten Sukabumi Abdul Aziz Pristiadi menambahkan, para buruh sangat menyesalkan sikap dari pemerintah daerah yang tidak menemui para buruh di Gedung Negara Pendopo Sukabumi.
"Kami menyesalkan sikap dari pemerintah daerah yang tidak rendah hati untuk dapat menemui kami dari beberapa serikat ini di Pendopo untuk beraudiensi dan menyampaikan pendapat serta pandangan-pandangan terhadap persoalan-persoalan buruh hari ini," kata Aziz.
Serikat buruh menganggap Pemda abai dalam menyikapi dan menerima aspirasi dari serikat pekerja. Selain itu, pemerintah daerah seolah-olah memperlihatkan perlakuan yang diskriminatif dan tidak adil.
"Pemerintah daerah seolah-olah memperlihatkan perlakuan yang diskriminatif dan tidak adil di mana ketika beberapa waktu yang lalu dapat menerima audiensi dari pihak APINDO di Pendopo sedangkan kami tidak diakomodir sama sekali," ujarnya.
Baca juga: Buruh Cimahi Tuntut UMK 2023 Naik 30 Persen |
"Bilamana audiensi hari ini gagal, maka kami serikat pekerja yang tergabung dalam Gerakan Bersama Serikat Pekerja Kabupaten Sukabumi akan tetap menduduki dan menunggu dari pemerintah daerah Kabupaten Sukabumi untuk menemui kami dan juga akan melakukan aksi unjuk rasa dan membawa massa yang lebih banyak lagi," tutupnya.
Pantauan detikJabar di lokasi, puluhan massa ini masih bertahan di gedung Pendopo Kabupaten Sukabumi. Mereka juga sempat terlibat diskusi yang alot dengan pihak kepolisian karena adanya dugaan pelarangan aktivitas demo dan audiensi di gedung Pendopo Sukabumi.
(dir/dir)