Sebanyak 4.500 tanaman hias hasil pertanian di Parongpong, Kabupaten Bandung Barat (KBB) diekspor ke Amerika Serikat, Kanada, serta sejumlah negara lainnya di Eropa dan Asia.
Tak main-main, 4.500 tanaman hias yang diekspor itu senilai Rp 5 miliar. Tanaman hias itu juga hasil produksi dari 65 petani di sentra tanaman hias Cihideung, yang telah bermitra sejak 2018 lalu demi optimalisasi hasil budidaya. Pelepasan ekspor tanaman hias itu dihadiri Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum.
"Termasuk dengan mengikuti berbagai pameran tanaman hias untuk memperluas pasar. Terakhir kemarin ikut pameran di Jerman," ujar Koordinator petani tanaman hias sekaligus Ketua Pelaksana Cihideung Plants Festival Ricky Subagja dalam rilis yang diterima detikJabar, Minggu (13/11/2022).
Ricky mengatakan kebutuhan tanaman hias di luar negeri yang menjadi negara tujuan ekspor itu cukup besar. Untuk itu kebutuhan yang belum terpenuhi tersebut menjadi peluang bagi pihaknya agar lebih memaksimalkan pertanian tanaman hias di Bandung Barat.
"Kemarin saja pameran di Jerman dibukanya jam 9 pagi, tapi pembeli itu sudah antre sejak jam 7," kata Ricky.
Menurut Ricky, dengan berkolaborasi di antara sesama petani, produksi tanaman hias khususnya yang berorientasi ekspor menjadi lebih baik dan bisa memenuhi kebutuhan tanaman hias di luar negeri.
"Dengan begitu, harapan kami tanaman hias menjadi sektor unggulan sehingga bisa berdampak lebih luas terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat," ujar Ricky.
"Terlebih, kami juga intens berkomunikasi dengan Desa Sejahtera Astra yang menggandeng Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung dalam pembinaan para petani sehingga event ini terlaksana," kata Ricky menambahkan.
Sementara itu Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengatakan Jawa Barat merupakan salah satu provinsi dengan agroklimatologi yang cocok untuk pertumbuhan aneka komoditas hortikultura, termasuk tanaman hias.
"Dibuktikan hari ini ekspor tanaman hias ke beberapa negara. Ini sebuah kegiatan yang fenomenal dan sangat membanggakan," kata Uu.
Oleh karena itu, melalui program Petani Milenial yang dijalankan, diharapkan potensi pertanian, peternakan dan perikanan dapat berkembang juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Kita juga mendorong dan mendukung kegiatan ini yang memiliki multidimensi dan kemanfaatan yang sangat luar biasa," tutur Uu.
Head of CSR PT Astra International Tbk, Bima Krida Pamungkas mengatakan DSA Bandung Barat yang berkolaborasi dengan UIN SGD telah dikembangkan sejak 2019. Program tersebut telah menghimpun 150 petani dari empat desa di Kecamatan Parongpong.
"Ada tanaman hias dan buah-buahan. Hasil program itu berdampak terhadap peningkatan pendapatan. Rata-rata meningkat 70%, dan menyasar lebih dari 2.800 warga yang ikut terangkat perekonomiannya," kata Bima.
Hal ini, tambah dia, membuktikan kolaborasi pentahelix antara dunia usaha yaitu Astra, akademisi, pemerintah daerah, komunitas petani tanaman hias, serta media.
"Selama proses pendampingan oleh Astra dan UIN Bandung, DSA Bandung Barat telah dilakukan asesmen DSA dengan predikat Bintang 4 dan nilai SROI senilai 11,41 dengan perhitungan yang sangat baik dan akurat," katanya.
(mso/mso)