Pria di Kuningan Raup Cuan Jutaan Rupiah dari Bisnis Ukiran Kulit

Pria di Kuningan Raup Cuan Jutaan Rupiah dari Bisnis Ukiran Kulit

Fathnur Rohman - detikJabar
Kamis, 10 Nov 2022 11:30 WIB
Cecep Hermawan atau Praboe saat mengerjakan pesanan ukiran kulit dari luar negeri di kediamannya di Desa Sangkanhurip, Kabupaten Kuningan, Kamis (10/11/2022).
Cecep Hermawan atau Praboe saat mengerjakan pesanan ukiran kulit. (Foto: Fathnur Rohman/detikJabar)
Kuningan -

Besar di keluarga sederhana tidak menyurutkan semangat Cecep Hermawan untuk menjadi orang sukses. Pria yang kini menginjak usia 52 tahun itu berhasil meraup omzet jutaan rupiah lewat kriya ukiran kulit buatannya.

Cecep atau sering dipanggil Praboe, kini tengah menggeluti usaha pembuatan produk kerajinan ukiran kulit. Di dalam workshop yang ada di Desa Sangkanhurip, Kabupaten Kuningan, ia memproduksi berbagai macam hasta karya berupa dompet, waist bag, jok motor, serta barang lainnya.

Siapa sangka, kecintaannya akan dunia otomotif khususnya motor custom dengan konsep klasik, telah membawanya untuk menjajaki bisnis menguntungkan ini. Menariknya semua karyanya itu dibuat secara manual. Berbekal peralatan pahat, kedua tangan terampilnya mampu memunculkan beragam motif unik nan keren pada produknya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Awalnya dari ketidaksengajaan. Berhubung saya suka dengan motor custom itu, saya pernah ke Bandung buat beli kulit yang dipakai untuk membuat tas. Setelah jadi, ternyata teman-teman lihat dan banyak yang minta dibuatkan," kata Praboe kepada detikJabar, Kamis (10/11/2022).

Praboe cukup cerdik dalam melihat peluang. Besarnya komunitas pecinta motor klasik, membuatnya berpikir kalau kerajinan ukiran kulit dengan tema vintage akan banyak diminati oleh orang-orang dari kalangan tersebut.

ADVERTISEMENT

Dia mengaku, hampir semua konsumennya berasal dari komunitas itu. Bahkan barang-barang buatannya telah dikirim ke Malaysia hingga Amerika. Para konsumen merasa puas atas karya yang ia buat. Apalagi teknik ukiran dari Praboe terlihat sangat detail, baik dari garis, motif, maupun warnanya. "Keunggulan produk saya dari ukiran. Kalau yang lain kebanyakan ada gambarnya, tapi dibuat pakai laser. Produk saya lebih jelasnya seperti ukir kayu," papar Praboe.

Dalam sebulan, Praboe rata-rata bisa menghasilkan kriya sampai 15 buah, tetapi untuk satu produk berukuran kecil waktu pengerjaannya 1-2 hari. Harganya ditentukan sesuai dengan tingkat kesulitan ukiran. Dia mengatakan, rentang harganya berkisar antara Rp25 ribu sampai Rp4,5 juta.

Untuk omzetnya sendiri dia pernah mendapatkan untung lebih dari Rp30 juta. Uang hasil penjualan produknya itu sudah cukup untuk menghidupi keluarganya. "Saya pernah ditawari untuk membuka workshop di luar negeri, karena memang jenis usaha ini sangat potensial di sana. Mengingat usia tidak lagi muda, saya tolak tawaran itu," ujarnya.

Belajar Mengukir Secara Otodidak

Meski menggeluti profesi sebagai perajin ukiran kulit, nyatanya Praboe bukan lulusan sekolah seni atau semacamnya. Tamat SMA pun tidak. Dia mempelajari keterampilan tersebut secara otodidak. Sebelumnya dia pernah bekerja sebagai pemahat kayu. Kemudian mencoba membuka bengkel motor custom, sampai pada akhirnya Praboe mulai serius menekuni kerajinan ukiran kulit.

Baginya ukiran kulit bukan sekedar usaha. Melainkan sebuah hobi yang bisa mendatangkan cuan. "Pasarnya memang kebanyakan dari anak-anak yang suka motor custom dan klasik. Hampir 80 persen dari kalangan itu. Dikirim keluar juga untuk keperluan motor," ungkapnya.

Saat ini Praboe merupakan satu-satunya perajin ukiran kulit di Kabupaten Kuningan atau mungkin saja di wilayah Ciayumajakuning.

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads