Pedagang di Pasar Cihapit Kota Bandung begitu sibuk melayani pembeli. Rayuan pedagang pun lantang terdengar demi bisa menggaet pembeli. Pasar Cihapit memang sibuk.
Di bagian tempat penjualan daging, sejumlah pedagang sibuk melayani. Beberapa di antaranya telah menyediakan transaksi digital. Pembeli tak perlu mengeluarkan uang tunai. Salah satunya bisa menggunakan layanan transaksi Gopay. Ya, Pasar Cihapit merupakan pasar tradisional yang telah bertransformasi sebagai pasar digital.
Pengelola Pasar Cihapit bekerja sama dengan Gojek-Tokopedia (GoTo) untuk mengubah wajah pasar tradisional. Selain itu, transformasi digital ini juga sebagai upaya agar tetap bertahan kala dihantam badai pandemi COVID-19.
Pedagang pasar tak henti-hentinya menggelengkan kepala dan mengelus dada kala pandemi COVID-19 melanda. Penjualan turun begitu drastis. Omzet yang kian redup mengikis asa pedagang untuk tetap bertahan. Hingga akhirnya, GoTo menjabat tangan pengelola pasar. Kerja sama pun terjalin.
"Awal pandemi itu sangat turun drastis penjualan di sini. Awalnya, kami pasarkan dagangan pedagang melalui aplikasi pesan. Sampai akhirnya bisa kerja sama dengan GoTo," kata Kepala Unit Pasar Cihapit Kota Bandung Dewi Wulansari saat berbincang dengan detikJabar, Senin (31/10/2022).
Dewi menerangkan kerja sama tersebut menambah semangat para pedagang. Penjualan pun kian meningkat. Tak hanya itu, Dewi mengaku jangkauan pasar meluas. Beberapa pedagang pernah menjual barang dagangannya hingga ke luar daerah, seperti Aceh, Papua dan lainnya.
"Ke Papua dan Aceh pernah ada. Itu mie instan kita kirim ke sana. Terus, dari Jakarta juga ada. Kalau tidak salah kita kirim bawang Sumenep," ucap Dewi.
![]() |
Pedagang di Pasar Cihapit terus dijejali tentang dampak positif pemanfaatan teknologi. Jangkauan pasar yang lebih luas merupakan manfaat yang paling terasa.
"Ini kan sebenarnya peluang bagus. Bisa menjangkau luar Bandung, bahkan luar provinsi ya. Saya berharap ini bisa lebih maju lagi. Kemudian, kita juga harus memikirkan promosi para pedagang di sini. Sehingga, bisa lebih banyak yang pesan di sini dan meningkatkan pendapatan pedagang melalui pesanan online," kata Dewi.
Dewi menjelaskan pertumbuhan transaksi pedagang Pasar Cihapit mencapai 20 persen. Karena itu, pihaknya terus melakukan sosialisasi supaya pedagang di Pasar Cihapit dapat bergabung dalam program Pasar Cihapit Online untuk memperluas target pasar.
Perjalanan Pasar Cihapit hingga berevolusi sebagai pasar online di Kota Bandung itu tentu melewati berbagai hal. Terlebih lagi, Pasar Cihapit memiiki sejarah kelam pada era kolonial Hindia Belanda hingga merdeka.
Pasar tradisional yang berlokasi di Jalan Cihapit Kecamatan Bandung Wetan ini berada di tengah-tengah kawasan pemukiman. Dulunya kawasan Cihapit diproyeksikan sebagai kompleks perumahan. Surat kabar De Locomotief yang diterbitkan pada 18 Oktober 1921 menuliskan laporan tentang pembangunan kompleks perumahan kecil di Bandung.
Dalam laporan yang berjudul 'Bandoeng's Klienwoningbouw' itu menjelaskan rencana pembangunan 127 rumah di Tjihapit, sekarang disebut Cihapit. Kala itu, harga rumah sudah mahal karena tingginya harga tanah.
Awalnya, kompleks perumahan di Cipahit itu dari kayu. Kemudian diubah dengan menggunakan pasangan bata. "Rencana baru terjadi, revisi dibuat untuk pasangan bata hingga tinggi rangka. Setelah konversi desain dari bimbingan teknis," tulis De Locomotief seperti dikutip detikJabar, Senin (31/10/2022).
Kamp Tawanan Jepang
Cihapit pada masa pemerintahan Hindia Belanda memang seksi. Iklan perumahan dan pertokoan pun di Cihapit pun meramaikan wajah surat kabar kala itu. Namun, kondisi berubah kala Jepang menduduki Kota Bandung.
![]() |
Dalam buku terbitan Bank Indonesia berjudul 'Geliat Kota Bandung dari Kota Tradisional Menuju Modern' yang terbit pada 2020 menceritakan, Jepang mendeklarasikan perang melawan Hindia Belanda pada 9 Januari 1942. Jepang berhasil mendaratkan pasukannya di sejumlah wilayah di Indonesia, salah satunya di Kota Bandung.
Bandung yang dulu identik dengan tempat peristirahatan di pegunungan, berubah menjadi kamp penampungan tawanan. Orang Eropa yang dulu berkuasa menjadi tawanan. Kamp tawanan milik Jepang itu tersebar beberapa tempat di Bandung.
Menurut buku terbitan Bank Indonesia itu salah satunya Kamp Cihapit. Selain itu, ada juga kamp di Jalan Bangka, Kamp Bantjeuy, Kamp Bloeman, Kamp Kebon Waroe dan lainnya.
Cihapit kala itu menjadi tempat penampungan tawanan. Kondisi ini berlangsung selama Jepang menguasai Bandung. Hingga akhirnya, Jepang mundur setelah Indonesia merdeka. Penjaga Kamp Cihapit pun tertangkap dan dituntut hukuman mati. Hal itu tercatat dalam laporan surat kabar bernama Het Dagblad yang terbit pada 9 Juni 1947.
Het Dagblad melaporkan tentang penjaga Kamp Cihapit yang bernama Hoshino Shoji dijatuhi hukuman mati. Sementara itu, Kepala Kamp Cihapit yang bernama I Seukichi divonis 20 tahun penjara. "Penjaga kamp terkenal, dari kamp wanit Tjihapit (Cihapit) di Bandung, Hoshino Shoji dijatuhi hukuman pati pagi ini. Auditor militer menuntut 20 tahun," tulis Het Dagblad.
Era Digitalisasi
Wajah Pasar Cihapit yang menyeramkan itu telah sirna. Pasar tradisional yang bisa dibilang ramah pembeli, karena transaksi di pasar ini begitu mudah berkat digitalisasi.
Kepala Divisi Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Daerah Tokopedia Emmiryzan mengatakan Pasar Cihapit Online mulai bergabung dengan Tokopedia sejak Mei 2021.
"Pasar Cihapit Online ini adalah salah satu pasar tradisional yang beradaptasi ketika di masa pandemi COVID-19 dengan beragam produk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Kota Bandung," katanya pada acara #bangkitbersama di Gedung Sate Kota Bandung.
Dia mengungkapkan semenjak bergabung melalui Pasar Cihapit Online terjadi kenaikan pesanan hingga 4,5 kali lipat.
Sementara itu, Komisaris GoTo, CEO & Co-Founder Tokopedia, William Tanuwijaya mengatakan lebih dari 50 pasar tradisional di Jabar telah terdaftar di GoShop, layanan toko on-demand di aplikasi Gojek selama dua tahun terakhir. GoTo menempatkan ekonomi digital yang inklusif pada posisi strategis.
Wiliam mengatakan Jabar merupakan provinsi yang pertumbuhan ekonominya sangat tinggi. Ia mengatakan Jabar memiliki potensi sangat besar untuk mendorong UMKM jadi juara di negeri sendiri.
"Tiga platform utama GoTo telah bersinergi untuk mengedepankan inisiatif hyperlocal yang diharapkan dapat mendorong perluasan pangsa pasar, sekaligus efisiensi biaya berkat peningkatan skala bisnis yang dialami para mitra usaha kami," kata Wiliam saat acara #bangkitbersama di Gedung Sate.
"Kami mengajak masyarakat Jabar untuk meningkatkan keberpihakan kita semua terhadap UMKM, sehingga mereka bisa menjadi yang lokal, yang juara," ucap Wiliam.
![]() |
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan kerja sama dengan raksasa perusahaan digital itu bagian dari implementasi ideologi Pancasila, salam hal membangun ekonomi masyarakat. Ridwan Kamil mengatakan perspektif ekonomi dalam Pancasila tak hanya soal kompetisi mengembangkan bisnis, tetapi juga berkoperasi.
"Identitas kita adalah UMKM, karena 90 persen ekonomi yang berputar itu UMKM. Dalam ekonomi
Pancasila, tidak ada menang-kalah, yang ada kerja sama," kata Ridwan Kamil saat menjadi pembicara di acara #bangkitbersama di Gedung Sate Kota Bandung.
Ridwan Kamil mengatakan GoTo bisa menjadi bagian dam mengimplementasikan Pancasila. "Pesan saya, tak hanya membesarkan yang sudah besar, GoTo juga harus membina yang baru mulai," ucap gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu.
(sud/yum)