Harga di Pasar Meroket, Warga Cianjur Diminta Tanam Cabai Sendiri

Harga di Pasar Meroket, Warga Cianjur Diminta Tanam Cabai Sendiri

Ikbal Selamet - detikJabar
Selasa, 18 Okt 2022 02:15 WIB
Sejumlah warga Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, memanfaatkan lahan di tepian Banjir Kanal Barat (BKB), Senin (3/12/2018). Lahan yang tadinya tidak terawat tersebut disulap oleh warga sekitar menjadi lahan yang produktif dengan ditanami pohon holtikultura. Grandyos Zafna/detikcom 

-. Lahan tersebut pertama kali pada tahun 2015.
Ilustrasi cabai (Foto: Grandyos Zafna)
Cianjur -

Pemerintah Kabupaten Cianjur instruksikan masyarakat menanam cabai di pekarangan rumah. Hal itu dilakukan untuk mencegah dampak inflasi pangan, di antaranya komoditas cabai. Bahkan ditargetkan Cianjur bisa swasembada pangan di tingkat lokal.

Bahkan pemerintah Kabupaten Cianjur sudah mengeluarkan surat edaran terkait pemanfaatan lahan kosong untuk ditanami tanaman pangan.

Bupati Cianjur Herman Suherman, mengatakan saat ini Indonesia dihantui dengan potensi inflasi terutama pada pangan. Harga pun mulai mengalami kenaikan, di mana salah satunya ialah harga cabai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya saat ini harga cabai di pasaran sudah menyentuh angka Rp 60 ribu per kilogram.

"Harga cabai sehari sebelumnya masih di angka Rp 58 ribu, sekarang naik lagi di angka Rp 60 ribu per kilogram, bahkan kemungkinan bisa naik terus," ujar Herman, Senin (17/10/2022).

ADVERTISEMENT

Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk menanam cabai di pekarangan rumah atau lahan yang belum termanfaatkan. Dengan begitu Cianjur bisa surplus cabai dan tidak akan terpengaruh dengan kenaikan harga di tingkat nasional.

"Kalau masyarakat sudah punya tanaman cabai sendiri pastinya tidak perlu bingung dengan harga di pasaran, dengan begitu otomatis pasar lokal juga akan menurunkan harga. Jadi harga di Cianjur ini akan tetap stabil meski harga di nasional naik," kata dia.

Herman mengungkapkan Pemkab juga memberikan bantuan bibit capai untuk ditanami masyarakat. "Saya sudah instruksikan dinas pertanian agar memberikan bantuan bibit berserta polibagnya, agar masyarakat tinggal menanam," kata dia.

Ke depannya, lanjut Herman, jika produksi cabai yang ditanami masyarakat melimpah, maka akan dibeli oleh BUMD perdagangan untuk dipasarkan ke luar daerah.

"Jadi kalau nantinya surplus, kita tidak hanya untuk menstabilkan harga di tingkat lokal tapi juga bisa dipasarkan ke luar. Nanti oleh BUMD Sugih Mukti diakomodirnya, sistemnya dibeli. DIharapkan ini juga bisa meningkatkan PAD," pungkasnya.




(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads