Indonesia dalam bayang-bayang ancaman resesi ekonomi dunia tahun 2023. Pemerintah putar otak demi menyelamatkan usaha kecil dan menengah untuk menghadapi kemungkinan buruk tersebut.
Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki angkat bicara mengenai hal tersebut. Diwawancarai wartawan saat berkunjung ke Garut, Minggu (16/10/2022), Teten mengungkapkan pemerintah sudah menyiapkan strategi untuk membantu UKM menghadapi ancaman resesi ekonomi dunia tahun depan.
"Saya sudah ditugaskan oleh Bapak Presiden, untuk mengantisipasi resesi dunia dan dampaknya terhadap UMKM," kata Teten.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada dua hal yang menjadi sorotan pemerintah terhadap UKM dalam ancaman menghadapi resesi ekonomi dunia. Teten mengatakan, jika terdampak resesi, UKM biasanya memiliki permasalahan dengan cash flow.
"Mereka punya masalah dengan pembiayaan, kredit macet, pinjaman macet dan sebagainya. Nah ini yang kita harus address dulu. Tapi kita sudah punya cukup pengalaman, cukup bagus," katanya.
Teten menyebut pemerintah sudah memiliki pengalaman yang cukup bagus dalam menghadapi permasalahan ekonomi. Seperti yang terjadi pada saat Pandemi COVID-19 sedang ganas-ganasnya beberapa tahun ke belakang.
"Kita sebenarnya sudah punya pengalaman dari segi kebijakan untuk mendukung UKM. Misalnya, selama pandemi, kita punya program restrukturisasi pinjaman, subsidi bunga, bahkan penyediaan pembiayaan murah," ungkap pria asli Garut tersebut.
Selain itu, kata Teten, pemerintah juga akan berupaya untuk terus menggeser alokasi dana belanja mereka. Pemerintah pusat akan lebih banyak membeli produk dalam negeri, agar perekonomian masyarakat ikut terangkat.
"Pak Presiden juga sudah memberikan arahan, untuk kebijakan substitusi impor. Sehingga, nanti betul-betul, ketika ekonomi resesi, semua potensi ekonomi kita untuk menggerakan ekonomi dalam negeri," katanya.
Kendati demikian, Teten menambahkan, pihaknya memprediksi UKM tak akan terlalu terdampak oleh resesi ekonomi dunia, jika seandainya Indonesia ikut mengalami. Hal tersebut, dilihat dari hubungan antara UKM dan ekspor.
"Kalau dilihat dari koneksi dengan ekspornya, misalnya. Itu kan baru 15 persen. Jadi, UKM nggak akan terlalu banyak terganggu. Yang paling penting, bagaimana daya beli masyarakat tetap ada, sehingga UKM tetap bisa bergerak. Nah itu tentu nanti dikaitkan dengan program jaminan sosial, program bantuan sosial untuk memperkuat daya beli masyarakat," ujar Teten.
Pemerintah Daerah Harus Berperan
Dalam kesempatan tersebut Teten juga meminta agar pemerintah daerah berkolaborasi dalam meningkatkan produk Usaha Kecil Menengah (UKM). Salah satu caranya, dengan menggelar event atau festival yang bisa mengundang banyak orang untuk datang.
Seperti halnya yang dilakukan di Kabupaten Garut. Dimana, dalam gelaran seni ketangkasan adu domba UKM melejit lantaran memiliki peluang memasarkan produknya dalam kegiatan tersebut.
"Bukan hanya kekuatan pariwisata, tapi juga ekonomi. Pertama, bisa untuk pemuliaan genetik domba Garut itu sendiri. Kedua ini kan secara ekonomi, event ini menjadi ajang bagi peternak untuk mempromosikan dombanya. Karena para penghobi domba yang berburu dombanya kan di event seperti ini," kata Teten.
Tak hanya para peternak dan pecinta domba yang kebagian untung. Para pengusaha kecil dan menengah juga ikut kecipratan cuan. Sebab, mereka memiliki peluang untuk memasarkan barang dagangannya, karena diajak berkolaborasi.
"Domba ini spektrum ekonominya luas. Bisa menggerakkan pariwisata, bisa menggerakkan ekonomi UMKM, juga menggerakkan sektor peternakan domba itu sendiri," katanya.
Teten meminta, agar pemerintah daerah mencari potensi daerah mereka masing-masing, seperti Garut yang melirik seni ketangkasan adu domba sebagai sarana untuk memajukan ekonomi pengusaha kecil. Pemerintah daerah diminta untuk berkolaborasi dengan pusat, untuk menyelamatkan UKM di tengah bayang-bayang resesi ekonomi dunia di tahun mendatang.
"Kita harus terus, pemerintah daerah, pusat harus terus menggerakkan ekonomi masyarakat. Apalagi kita menghadapi tahun depan, yang ekonominya akan menghadapi resesi dunia. Kita harus melirik potensi daerah kita. Dan Garut salah satunya adalah domba," pungkas Teten.
Gelaran festival seni ketangkasan adu domba di Garut sendiri, untuk pertama kalinya digelar kembali, usai vakum selama dua tahun akibat Pandemi COVID-19. Dalam event bertajuk Kapolres Garut Cup 2022 ini, ada sekitar 1,2 ribu peserta yang berasal dari beragam daerah di Jawa Barat dan Banten.
Bupati Rudy Gunawan mengatakan Pemda Garut sangat mengapresiasi dilaksanakannya kontes seni ketangkasan adu domba Garut. Ada banyak peternak domba Garut yang sudah lama mengharapkan kegiatan ini digelar kembali.
"Yang penting, protokol kesehatan bagi peserta maupun hewannya harus diterapkan. Sudah lama para peternak domba ini yang menantikan ada event yang bisa memfasilitasi mereka untuk memasarkan. Apalagi saat ini kita juga menggandeng UKM," ujar Rudy.
(mso/mso)