Kerajinan kulit asal Garut sudah tidak diragukan lagi eksistensi dan kualitasnya. Dewasa ini, perkulitan Garut terkenal hingga mancanegara.
Terselip kisah sukses bangkit dari salah satu pelaku usaha kulit di Garut. Yaitu, yang dialami oleh Thadea Amirah Isaura.
Pandemi COVID-19 yang melanda lebih dari dua tahun, membuat semua sektor ekonomi terdampak. Tak terkecuali pelaku kerajinan kulit di Garut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perempuan muda yang akrab disapa Dea tersebut mengatakan, usahanya mengalami kejatuhan saat dihantam pandemi COVID-19 beberapa tahun ini.
"Bahkan sampai saya berpikir. Sepertinya usaha saya bukan di sini deh. Karena memang jatuh banget, drop saat Corona," ucap Dea kepada detikJabar, Rabu (14/9/2022).
Dea mengatakan, di sela-sela keputusasaannya, sekitar awal 2021 lalu, sang ayah menyuruhnya untuk mendatangi Sandiaga Uno yang tengah melawat ke Garut.
"Waktu itu ayah nyuruh saya buat kasih kenang-kenangan jaket buat Pak Sandi Uno," katanya.
Baca juga: 7 Stasiun Kereta Api di Garut |
Dea kemudian mendatangi Sandi Uno saat itu. Gayung bersambut, Sandiaga yang saat itu diberi bingkisan jaket menerimanya dan mempromosikan jaket tersebut di akun Instagram pribadinya.
Sejak itu, kata Dea, nasibnya berbalik. Toko yang tadinya sepi, jadi ramai pembeli hingga karyawan tak sanggup untuk melayani. Jaket kulit domba Garut jenis bomber yang diberikan kepada Sandiaga seketika menjadi viral dan ramai peminat.
"Kita kan produksi seadanya waktu itu. Jadi memang agak kewalahan juga. Tapi Alhamdulillah sekali," ungkap Dea.
Dea mengatakan, lebih dari seribu pieces jaket kulit jenis bomber habis tak tersisa. Dia kemudian merasakan kenaikan omzet yang melebihi seratus kali lipat.
"Mau diakui atau tidak, saya sangat mengucapkan terima kasih banyak untuk Pak Sandiaga Uno," ungkap Dea.
Kini mimpi Dea memperkenalkan jaket kulit asli Garut ke luar negeri akan segera kesampaian. Sebab, dia diajak Pemda Garut untuk menampilkan karyanya di pameran kerajinan kulit, yang digelar di Kota Milan Italia, 20 September mendatang.
Dea memboyong sejumlah barang hasil produksinya ke Italia. Mulai dari aksesoris dan tas dari kulit, hingga jaket kulit batik.
(yum/yum)