Wisata di Kota Sukabumi semakin seru dengan kemunculan kawanan superhero. Mereka menghibur anak-anak dengan gaya bak pahlawan super dan kostum yang sangat mendukung.
Anak-anak terlihat asyik berswafoto dengan tokoh superhero seperti Spiderman, Batman, Power Ranger dan Kamen Rider. Biasanya, tokoh superhero itu mereka lihat di televisi dan kini bisa bertemu langsung.
"Ya senang, daripada main gadget jadi mending diajak jalan-jalan. Biasanya anak nonton Spiderman di tv, sekarang ketemu langsung jadi tadi buru-buru ngajak pengen foto bareng," kata Anita (32) salah satu warga kepada detikJabar, Minggu (11/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Muhammad Nurman Arfani (33), salah satu sosok di balik kostum Kamen Rider mengatakan, mereka berempat biasa mangkal di Lapang Merdeka pada akhir pekan saja. Sosok superhero yang dia perankan sedang tren sebagai salah satu drama di Jepang.
"Kita setiap hari Minggu pagi sampai siang. Saya pakai kostum Kamen Rider Kids, terbaru yang di Jepang sekarang baru satu episode," kata Nurman.
![]() |
Selain memeragakan tokoh superhero, mereka juga ingin menunjukkan seni kepada anak-anak dan pengunjung yang datang ke Kota Sukabumi. Terlebih, badut superhero jarang ada di Kota Polisi ini.
"Sekaligus untuk mempertunjukan seni saja, kita di sini sama satu tim gitu. Kira selalu turun ke taman-taman tempat hiburan yang banyak pengunjungnya. Selain itu kita juga datang ke acara ulang tahun, khitanan, acara-acara lainnya," ujarnya.
Untuk sekali berswafoto, mereka tidak mematok harga. Pengunjung, kata dia, seikhlasnya memberikan upah kepada mereka yang memakai kostum superhero.
"Yang lebih disukai anak-anak atau warga biasanya yang mereka kenal seperti Spiderman, bBatman, Captain America. Hasil dari foto bareng, dari (bayar) seikhlasnya itu, kita nggak tarif juga," tutupnya.
Cuan Menjanjikan
Siapa sangka, dari hobi yang bagi sebagian besar orang dianggap remeh itu, para cosplayer superhero ini justru berhasil menjadikan hobinya untuk mendulang rupiah.
Nurman mengatakan, menjalani usaha cosplayer ini secara tim. Dia dan teman-temannya biasa bergiliran mangkal di Lapang Merdeka.
Dia mengatakan, kostum yang mereka pakai merupakan buatan sendiri. Kostum itu dibuat dengan menggunakan bahan dasar eva foam sehingga tidak berat saat dipakai.
"Bikin sendiri (kostumnya). Modal tergantung dari kostumnya juga. Kalau misalkan yang kecil gini detailnya nggak terlalu banyak, ya mungkin abis sekitar Rp 1,5 juta sampai Rp 2 jutaan," ungkapnya.
Setidaknya ia mempunyai kostum 30 karakter. Akan tetapi yang selalu digunakan di Lapang Merdeka merupakan tokoh superhero yang disukai anak-anak seperti Spiderman, Batman, Captain America, Power Rangers dan lain-lain.
Lalu berapa keuntungan menjadi cosplayer Superhero?
![]() |
Nurman mengungkapkan, keuntungan menjadi cosplayer tak menentu tiap harinya. Terkadang, tiap wisatawan yang mengajak foto memberikan Rp 2.000, Rp 5.000 sampai Rp 10.000 per sesi foto bersama. Yang pasti tak ada tarif yang dibebankan khusus kepada warga.
"Kalau Minggu doang kita kan berkegiatan gini ya sebetulnya variatif enggak tentu, kadang paling besar itu pernah nyampe Rp 3 juta sekali turun ini all tim, Rp 3 juta itu dari keseluruhan all tim. Hasil dari foto bareng, dari (bayar) seikhlasnya itu, kita nggak tarif juga," katanya.
Suka dan Duka Jadi Cosplayer di Sukabumi
Sebelum menjadi seniman cosplay, Nurman berprofesi sebagai buruh pabrik. Selama ini, kata dia, suka-duka menjadi cosplay sudah dialaminya.
"Sukanya bisa saling mengikatkan satu sama lain, silaturahminya. Kalau dukanya itu ya namanya di jalanan kadang panas banget, kadang ya gerah, kadang kendalanya di jalan juga macet, pakai kostum kayak gini kan kurang nyaman juga," kata Nurman.
Dia mengaku belum pernah mengalami pengusiran dari petugas. Hanya saja, ia sempat tidak diperbolehkan mejeng di area track Lapang Merdeka.
"Kalau diusir sih nggak ya cuma mungkin tempatnya emang kita dikhususkan sebelah sini. Pernah juga kita ke bawah cuma mungkin karena memang di sana kan tempat olahraga, jadi dipersilahkan di sini saja," ujarnya.
Selain menjadi cosplay di akhir pekan, sehari-hari Nurman membuat kostum di rumahnya. Pasalnya, tim mereka juga memproduksi kostum tersebut ke luar kota hingga luar negeri.
"Kalau hari-hari biasa saya di rumah fokus bikin kostum. Kita juga ada orderan dari luar daerah, jadi kalau sehari-hari di rumah. Walaupun enggak ada acara, kita fokus bikin kostum saja, ini ringan soalnya bahannya busa," tutupnya.