Pemerintah berencana akan menaikan harga BBM. Sejumlah pihak pun bereaksi atas kebijakan tersebut. DPC Organda Ciamis bahkan meminta agar pemerintah mencari solusi lain daripada menaikan harga BBM.
Sekretaris DPC Organda Ciamis Ekky Bratakusuma menyebut terkait kenaikan BBM tersebut belum pasti jumlah kenaikan dan kapan dimulainya. Sampai saat ini para anggota pengusaha angkutan di Ciamis pun belum ada desakan.
"Sejauh ini belum ada reaksi dari para anggota terkait rencana kenaikan BBM ini," ujar Ekky, Rabu (31/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ekky pun menyadari BBM subsidi saat ini banyak dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak berhak bahkan disalahgunakan. Sehingga beban pemerintah menjadi sangat berat untuk subsidi.
"Tapi kami masyarakat angkutan berharap kepada pemerintah untuk mencari solusi lain. Jangan sampai kenaikan BBM ini memberatkan pengusaha angkutan. Bagusnya cari solusi lain agar sama-sama berat," ungkapnya.
Menurut Ekky, dampak dari kenaikan BBM ini tentunya menaikan tarif atau ongkos angkutan. Namun untuk menaikan tarif angkutan itu bukan hal mudah, pertimbangannya adalah masyarakat pengguna angkutan.
"Itu yang jadi kendala, masyarakat jadi berat dengan kenaikan tarif. Kalau tidak dinaikan maka pengusaha akan gulung tikar. Hal ini menjadi simalakama bagi kami," jelasnya.
Ekky menjelaskan, BBM merupakan biaya operasional yang paling besar. Bahkan saat ini biaya untuk suku cadang juga sudah naik seperti ban dan oli. Sehingga dengan adanya kenaikan BBM menjadi sangat berat.
"Masyarakat dininabobokan dengan bantuan tunai, itu kan hanya beberapa bulan. Kalau untuk angkutan, pemerintah tidak akan menurunkan harga BBM. Untuk itu kami berharap pemerintah mencari solusi lain," pungkasnya.
(dir/dir)