Harga telur melejit hingga Rp 30 ribu lebih per kilogramnya. Kondisi demikian membuat pengusaha kue rumahan menjerit.
Salah satunya dirasakan Laras Lintang, perempuan yang sudah berbisnis kue rumahan sejak dua tahun silam. Laras mengeluhkan harga telur yang tak stabil.
"Sempat turun di bawah Rp 30 ribu per kilo. Terus naik lagi, Rp 32 ribu hingga Rp 33 ribu per kilo. Ya pastinya mengganggu produksi," kata Laras saat berbincang dengan detikJabar, Kamis (25/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laras mengatakan tak hanya telur yang menjadi keluhan para pengusaha kue, harga bahan baku lainnya seperti tepung dan whip cream juga alami kenaikan. Laras pun menyiasati kenaikan harga itu dengan beberapa hal.
"Ada kue yang harganya kita naikkan sedikit. Ada juga yang pakai telur tapi ukurannya beda, misal biasanya pakai empat telur ukuran sedang, diganti pakai telur ukuran yang agak kecil," kata Laras.
"Karena tak semua konsumen itu menerima saat harganya dinaikkan. Di sisi lain, harga bahan baku terus naik," ucap Laras menambahkan.
Bisnis kue rumahan Laras di Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung itu hanya menerima pesanan. Laras setiap hari memproduksi kue, termasuk kue ulang tahun. Harga kue yang dijual Laras bervariasi, dari Rp 25 ribu sampai ratusan ribu. Tergantung ukuran dan jenis kuenya.
"Saya berharap harga telur stabil. Jangan naik lagi. Takutnya konsumen jadi pergi," ucap Laras.
Sementara itu, dikutip dari Instagram Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar menyebutkan, harga komoditas yang mengalami kenaikan pada hari ini adalah telur. Saat ini, harga telur di lima pasar yang berada di Kota Bandung, yakni Pasar Baru, Kosambi, Andir, Sederhana dan Kiaracondong, mencapai Rp 31.800 per kilogramnya.
(sud/mso)