Memerangi Rentenir ala Kades 'Sultan' hingga Ridwan Kamil

Memerangi Rentenir ala Kades 'Sultan' hingga Ridwan Kamil

Sudirman Wamad - detikJabar
Rabu, 03 Agu 2022 16:00 WIB
Kepala Desa Kawunghhilir, Cigasong, Yosa Novita.
Kepala Desa Kawunghhilir, Cigasong, Yosa Novita. (Foto: Erick Disy Darmawan/detikJabar)
Bandung -

Jerat rentenir begitu berbahaya bagi kesejahteraan masyarakat. Berbagai upaya dilakukan pemerintah dan pihak lainnya untuk melawan praktik lintah darat atau rentenir.

Di Kabupaten Majalengka, Jabar, ada 'Kades Sultan' yang punya gebrakan jempolan untuk melawan suburnya praktik rentenir. Namanya Yosa Novita, ia menjabat sebagai Kepala Desa Kawunghilir, Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka. Yosa punya program antirentenir, yakni pinjaman untuk masyarakat desanya tanpa syarat dan bunga.

Yosa menggulirkan program pinjaman uang Rp 200 juta tanpa bunga bagi masyarakat desa. Program pinjaman uang yang digulirkan Yosa itu salah satu upaya untuk menyelamatkan masyarakatnya dari jerat rentenir. Program ini sudah berjalan satu tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama program ini berjalan, Yosa mencatat kebanyakan warga yang meminjam uang adalah petani bengkoang. Sebab, mayoritas pekerjaan warga di desanya itu adalah petani.

"Kebanyakan dipakai usaha bengkoang, buat tambahan modal," kata Yosa saat diwawancarai detikJabar, Selasa (2/8/2022).

ADVERTISEMENT

Tak hanya untuk tambahan modal usaha, biaya pendidikan juga menjadi salah satu kebanyakan alasan warga saat meminjam di 'Koperasi' Kades Yosa.

Tiga tahun sebelum Yosa menggulirkan program antirentenir, Pemprov Jabar bekerja sama dengan Bank Jabar Banten (BJB) menggulirkan program Kredit Mesra, tepatnya pada 2018. Program ini merupakan inovasi yang digulirkan dalam 100 hari masa kerja Gubernur Jabar Ridwan Kamil.

Dikutip dari situs resmi Bank BJB, program BJB Mesra adalah fasilitas pinjaman untuk pelaku usaha mikro perorangan yang belum memenuhi persyaratan dari bank, atau bankable.

Plafon maksimal memang tak sebesar porgan yang digulirkan Kades Sultan Majalengka. BJB Mesra ini plafon maksimalnya Rp 5 juta. Persamaannya adalah program BJB Mesra ini tanpa bunga. Selain itu, bergulir tanpa agunan dan bebas biaya provisi.

BJB Mesra ini sudah bergulir empat tahun. Tercatat sebanyak 9.321 debitur dari berbagai komunitas rumah ibadah telah penerima manfaat dari program ini. Tercatat, penyaluran pembiayaan bjb Mesra lebih dari Rp 37 miliar.

Ridwan Kamil menjelaskan program Kredit Mesra telah berhasil membebaskan sekitar 3.500 masyarakat dari rentenir. Bahkan, mereka kini memiliki bisnis yang terus berkembang dengan serapan tenaga kerja mencapai 8.000 orang.

"Ini adalah cara kami melawan rentenir. Saat ini, ada 40 persen UMKM di Jabar terjerat rentenir karena kemudahannya. Makanya visi kami bersama bank bjb, mari kita kalahkan rentenir dengan akses yang mudah, tidak membebani dan tanpa agunan, " kata Ridwan Kamil seperti dikutip dari situs resmi Bank BJB yang dirilis 7 Juli 2022.

Ia memastikan sejak digulirkannya program ini pembayaran cicilan sangat lancar, terbukti dengan NPL yang sangat kecil. Bahkan, mereka cenderung tidak mau menunggak.

"Kalau ini masif, kami berharap akses ke rentenir semakin sedikit. Ini adalah cara kami berantas kemiskinan di Indonesia. Kalau nggak begitu, rentenir bisa makin mencekik rakyat. Kami bersama bank BJB akan terus kolaborasi maksimalkan program ini," ucap Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil.

Sementara itu, dikutip dari Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial Kementerian Sosial, berjudul 'Fenomena Rentenir: Studi Eksploratori di Kabupaten Bekasi dan Sekitarnya' yang disusun Anwar Sitepu pada 2020, menyebutkan rentenir dapat menjerumuskan orang atau keluarga ke dalam perangkap kemiskinan. Oleh sebab itu penting untuk dilakukan pencegahan.

Jurnal yang dirilis pada 2020 itu menyimpulkan praktik rentenir sungguh melekat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Data sekunder memperkuat kesimpulan yang ditarik dari data primer.

Data sekunder justru mengungkap fenomena rentenir ditemukan di banyak daerah lain yang lebih luas, seperti Kota Bandung, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bogor. Pemerintah sejatinya sadar atas dampak yang ditimbulkan adanya rentenir.

Jurnal tersebut juga menyebutkan fakta masih maraknya rentenir menunjukkan upaya yang dilakukan belum cukup berhasil. Oleh sebab itu, diperlukan upaya lebih intensif, termasuk melalui pemberdayaan masyarakat, agar warga tidak semakin banyak menjadi korban.

(sud/ors)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads