Teras Cihampelas di Kota Bandung yang biasa ramai oleh pengunjung, kini hanya berisikan daun-daun gugur yang berserakan. Tak ada lagi riuh tawar-menawar antara pembeli dan pedagang.
Sepi adalah kata yang bisa menggambarkan kondisi Teras Cihampelas kini. Fasilitas umum yang biasanya ditapaki pengunjung, kini hanya menjadi sasaran empuk vandalisme. Ada yang rusak alami, ada juga yang rusak oleh tangan jahil.
Tiyana (44) adalah salah seorang pedagang yang mencoba menghidupkan Teras Cihampelas kembali. Ia juga mencoba menghidupkan perekonomiannya kembali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya ada Tiyana dan beberapa kios yang dapat dihitung dengan jari. Setelah redup di masa pandemi, Tiyana dan kios-kios tersebut menjadi napas baru bagi tempat yang kerap dijadikan destinasi wisatawan ini.
"Sehari-harinya masih minim sekali, cuma kita layani sedikit orang yang lewat-lewat aja," ucap Tiyana yang ditemui di warungnya, Kamis (28/7/2022).
Saat ditemui, Tiyana hanya melayani satu orang, yaitu suaminya. Beberapa renceng kopi dan camilan hanya menghiasi kios tanpa adanya pembeli.
Tiyana menyebut pelanggannya kini hanya orang-orang yang bekerja di sekitar Cihampelas Walk. Mereka biasanya membawa bekal untuk makan di Teras Cihampelas.
"Pelanggannya paling yang kerja di Ciwalk, bawa bekal sambil nongkrong atau niis (ngadem) di sini, itu juga nggak tiap hari," tambah Tiyana.
![]() |
Tiyana mulai berjualan setelah Idul Fitri. Sebelumnya ia terkena imbas COVID-19 dan harus menahan diri selama 2,5 tahun. Pada masa itu, ia juga sempat berjualan di rumah untuk mencari uang demi memenuhi kebutuhan.
"Saya buka warung juga di rumah waktu Covid, cuma ya di deket rumah banyak saingan juga," ucap Tiyana.
Terlebih lagi saat membuka warung di rumah, pelanggannya terbatas pada warga sekitar. Sehingga ia memutuskan kembali membuka warung di Teras Cihampelas. Ia berharap usahanya bisa seramai dulu.
"Sebelum Covid ya lumayan banyak wisatawan dari luar. Kalau sekarang perbandingannya jauh sekali, kios lain belum buka, tamu juga masih jaga-jaga," ujar Tiyana.
Tiyana berjualan di Teras Cihampelas setiap hari, sejak pukul 10.00 WIB sampai matahari terbenam. Hal tersbebut dilakukan untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup.
Terlebih lagi, anak sulung Tiyana baru lulus sekolah dan akan melanjutkan ke perguruan tinggi. Anak sulungnya diterima kuliah di Politeknik Manufaktur Bandung.
Tiyana juga mengaku sempat merasa kesulitan perihal biaya untuk kuliah anaknya. Pendapatan yang terpotong saat pandemi, membuatnya sempat urung menyekolahkan anaknya lebih lanjut.
"Sempat ada masalah soal biaya, tadinya (kuliah) nggak mau diambil, cuma ya sayang juga. Setelah dipertimbangkan dan ada rezeki akhirnya diambil," ucap Tiyana.
Tiyana menambahkan, ia beserta anak dan suaminya kurang mengetahui soal bantuan dan beasiswa kuliah. Keterbatasan informasi tersebut membuatnya harus bekerja lebih keras untuk membiayai kuliah anaknya.
Bahkan pada saat libur berjualan, ia mengaku hanya mendapatkan satu kali bantuan dari pemerintah. Selebihnya ia hanya mengandalkan penghasilannya dari berjualan di rumah.
Kini Tiyana hanya berharap Teras Cihampelas ramai kembali. Apalagi menurutnya sekitar dua minggu ke depan kios-kios lain akan buka kembali.
"Harapannya rame kayak dulu lagi, biar ekonomi kita juga normal kembali biar bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari," jelas Tiyana.
(ors/ors)