Jokowi Ingin 2060 Zero Emisi, Badan Geologi Petakan Potensi Energi Laut

Jokowi Ingin 2060 Zero Emisi, Badan Geologi Petakan Potensi Energi Laut

Sudirman Wamad - detikJabar
Rabu, 27 Jul 2022 22:30 WIB
Peta potensi energi laut
Peta potensi energi laut (Foto: istimewa/Badan Geologi)
Bandung -

Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Badan Geologi mengembangkan peta energi laut teranyar. Pemetaan potensi energi laut ini upaya untuk mencapai Indonesia bebas emisi karbon.

Dari hasil survei dan pemetaan, peta energi laut teranyar itu menyebutkan ada 17 titik potensial energi arus laut, dan 22 titik potensial untuk energi gelombang laut.

Hal itu diungkapkan dalam focus group discussion (FGD) secara virtual, yakni mengenai road map pengembangan energi laut untuk mendukung transisi energi nasional.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Potensi pengembangan energi laut, baik arus dan gelombang laut, terbesar berada di wilayah Indonesia bagian timur. Dari 17 titik energi arus laut, yang paling besar potensinya ada di Larantuka, perairan NTT.

Hal ini ditinjau dari berbagai aspek, termasuk morfologi dan kemudahan distribusi energi. Sementara itu, untuk pengembangan energi gelombang laut yang paling potensial adalah di perairan Sumatera Barat.

ADVERTISEMENT

"Ada 17 titik energi arus laut, dan 22 energi gelombang laut. Semoga ini bisa mendukung kemandirian energi. Bisa memenuhi kebutuhan listrik dengan memanfaatkan potensi di wilayah setempat. Sehingga dapat mewujudkan cita-cita bersama," kata Plt Kepala Balai Besar Survei dan Pemetaan Geologi Kelautan Ediar Usman saat memberikan sambutannya, Rabu (27/6/2022).

Sementara itu, Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono mengatakan peta potensi energi laut itu merupakan bagian dari transisi di Indonesia. Pengembangan dan pemanfaatan energi laut itu merupakan upaya dalam menekan emisi karbon, sebab saat ini sudah terjadi pemanasan global.

"Seperti yang dikatakan Pak Presiden Jokowi, tahun 2060 itu zero emisi. Atau, bahkan bisa lebih cepat (dari 2060)," kata Eko dalam sambutannya.

Eko juga mengatakan pemanfaatan energi fosil hanya sebagai sumber energi sementara pada masa transisi ini. Pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT), salah satunya energi laut ditargetkan bisa dimanfaatkan sebesar 23 persen pada 2025.

"Pemanfaatan energi laut harus dilakukan di daerah prospek. Tentu ini mendukung akselerasi," ucap Eko.

Sementara itu, Menteri ESDM Arifin Tasrif mendorong agar peta potensi energi laut itu ditindaklanjuti. Ia meminta agar ada upaya untuk mengkaji secara rigid potensi energi laut.

"Bisa dimanfaatkan untuk daerah prospek. Utamanya wilayah pesisir dan kepulauan," kata Arifin.

Arifin juga menjelaskan pihaknya telah menyusun peta jalan atau road map menuju transisi energi untuk merealisasikan net zero emissions atau nol emisi karbon pada 2060. Pemerintah mendorong untuk meningkatkan pemanfaatan EBT, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL), Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dan lainnya.

(sud/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads