Cicak kering yang produksi oleh Sugandi bukan untuk dipasarkan di dalam negeri, melainkan untuk diekspor ke negara luar, khususnya China. Sejauh ini, Sugandi mengaku telah banyak mengekspor cicak kering produksinya ke negeri tirai bambu.
Sugandi menjual cicak kering dengan harga yang bervariatif. Untuk cicak kering dengan kualitas bagus atau dalam kondisi utuh, Sugandi menjualnya seharga Rp 380 ribu/1Kg. Sementara cicak kering yang kualitasnya di bawah, Sugandi menjualnya seharga Rp 280/1Kg.
"Untuk saat sekarang harga per Kilogramnya Rp 380 ribu. Tapi itu untuk cicak kering yang dalam keadaan utuh dan ada ekornya atau istilahnya grade A. Kalau yang grade B itu harganya Rp 280 ribu. Selisih Rp 100 ribu," kata Sugandi saat berbincang dengan detikJabar di Cirebon, baru-baru ini.
![]() |
"Untuk proses penjualan (cicak kering) itu diurus oleh adik saya. Saya biasa menjualnya ke China," kata dia menambahkan.
Sugandi melakukan proses produksi cicak kering di kediamannya. Dibantu oleh sekitar 20 orang pegawai, setiap hari ia mampu memproduksi cicak kering sekitar 40 Kilogram. Sementara jika dalam kurun waktu satu bulan, ia bisa memproduksi cicak kering hingga lebih dari 1 ton.
Baca juga: Cuan dari Cicak Kering |
Lalu bagaimana dengan omzetnya? Misal dalam kurun waktu satu bulan Sugandi mampu memproduksi dan menjual sekitar 1 ton cicak kering baik grade A atau grade B, maka omzet yang didapatnya dari bisnis tersebut diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.
Adapun untuk kebutuhan pasokan cicak basah, Sugandi banyak mendapatkannya dari para pengepul yang ada di beberapa daerah. Mulai dari Cirebon, Indramayu, hingga Karawang. Dari para pengepul, Sugandi membeli cicak basah seharga Rp 52 ribu/1Kg. (yum/yum)