Memasuki tahun ajaran 2022/2023, mayoritas sekolah sudah kembali melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Di tengah Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) ini, banyak murid kembali berburu buku paket untuk digunakan selama satu tahun ke depan.
Kawasan Palasari di Kota Bandung pun biasanya mendadak ramai oleh warga. Di sini merupakan salah satu lokasi penjualan buku dan berbagai perlengkapannya. Mereka yang mencari rezeki di Pasar Buku Palasari pun berbagi cerita.
Rio (36) misalnya, pemilik Toko Buku Hillal itu mengatakan belakangan ini pembelinya semakin ramai. Pria yang sudah berkeluarga tersebut mulai membuka Toko Buku Hillal semenjak tahun 2000-an.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di sini untuk bukunya sih cukup lengkap dan campur-campur. Mulai dari buku SD, SMP, SMA, kuliahan, dan umum begitu ada. Buku baru ataupun bekas juga tersedia," ujar Rio kepada detikJabar, Selasa (19/7).
Rio menyatakan harga buku bervariatif dan tergantung dari penerbitnya. Namun, harganya semakin mahal setiap tahunnya. Solusinya adalah mencari buku bekas agar harganya lebih ramah di kantong.
"Contohnya ini, ini buku untuk anak kelas 5 SD saja harganya sudah menyentuh Rp 143 ribu. Makanya semakin ke sini justru buku bekas semakin banyak yang cari," imbuhnya.
"Untuk buku SMP SMA begitu lebih mahal lagi, ada yang mencapai Rp 200 ribu-an," sambungnya.
![]() |
Bahkan, Rio mengaku menjual buku yang harganya cukup fantastis mencapai Rp 1,5 juta. Banderol tersebut diberikan pada buku Atlas Sobotta, sebuah buku anatomi untuk berbagai organ dan bagian tubuh.
Rio menuturkan biasanya berbagai toko buku di Jalan Palasari itu mulai ramai sekitar seminggu sebelum masuk sekolah, terutama untuk yang mencari buku-buku bekas.
"Kalau dulu sebelum Covid mah hari-hari awal masuk sekolah gini biasanya cukup ramai, tapi untuk tahun ini menurun," ucap Rio.
"Malahan, dulu pas tahun 2000-an itu orang-orang sampai sesak dan sulit jalan saking ramainya. Semenjak tahun 2005 itu mulai menurun, nggak seramai sebelumnya," ujarnya.
Keadaan pandemi pun sempat membuat toko bukunya semakin sepi pengunjung. Rio menyampaikan saat pandemi itu sempat tidak ada satu pun mahasiswa yang membeli buku.
Untungnya, Rio sudah mulai mencoba membuka toko di marketplace semenjak sebelum pandemi. Jadi, beberapa buku tetap laku terjual meskipun angka penjualannya menurun.
![]() |
Cerita dari sang Penyampul Buku
Selain menjual buku, salah satu yang menarik di Pasar Palasari adalah jasa sampul buku. Berkat jasa mereka, buku akan rapi dan terproteksi.
Salah satu yang menawarkan jasa sampul buku adalah Fitri (28). Senada dengan Rio, menurut Fitri pada tahun ajaran baru ini konsumennya semakin banyak.
"Saya jualan itu baru tiga tahun dan alhamdulillah sekarang lumayan banyak untuk yang menyampul buku. Saat pandemi itu tetap ada yang menyampul, tapi cukup sepi," ujar Fitri.
Konsumen Fitri mayoritas merupakan anak sekolah. Namun, banyak juga mahasiswa dan orang bekerja yang menggunakan jasa Fitri untuk menyampul buku.
Harga yang ditawarkan Fitri pun ramah di kantong. Namun, dari murah-muriah ini, buku akan tetap terjaga kerapiannya.
"Kalau nyampul di sini sih harganya tiga ribu (rupiah) per buku. Semua jenis buku itu harganya sama, kecil ataupun besar (ukuran bukunya)," tutup Fitri.
(ors/ors)