Cerita nestapa datang dari Pantai Batukaras, Kabupaten Pangandaran. Nelayan kesulitan mendapatkan ikan di tengah gelombang tinggi dan cuaca yang tak menentu.
Sudah berbulan-bulan nelayan di Pantai Batukaras, Desa Batukaras, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran kehilangan pendapatan dari hasil laut. Kondisi ini bahkan sudah terjadi sejak akhir 2021.
Akibatnya banyak nelayan tak melaut. Mereka memilih menghentikan sementara aktivitas menangkap ikan ke tengah laut. Dampak lainnya, pelelangan ikan kosong karena tak ada hasil tangkapan dari laut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebelum gelombang tinggi seperti baru-baru ini, sebagian nelayan sudah ada yang berhenti melaut. Karena paceklik tahun ini waktunya tak menentu," kata Yadi (25) pengurus Pelelangan Ikan Batukaras, kepada detikJabar, Senin (4/7/2022).
Situasi itu jelas jauh dari harapan. Para nelayan pun memutuskan banyak yang berhenti melaut. Sebab, meski memaksakan, hasil tangkapan tak seberapa.
"Sagala hese nu kalaut nage jarang. Kadang aya, kadang kosong. Ngan seringnamah kosong (segala susah, yang melaut juga jarang. Kadang ada, kadang kosong. Cuma seringnya kosong)," ucap Yadi.
Hal itu berdampak krusial bagi Yadi yang mengandalkan pendapatan dari pelelangan ikan. Ia pun harus memutar otak demi tetap mendapatkan pemasukan. Ia beralih sementara jadi penunggu gerbang objek wisata Pantai Batukaras.
"Sekarang lagi libur panjang sekolah, ikut jadi operator gateway. Ya lumayan buat nambah-nambah uang jajan," kata Yadi.
Selain itu, Yadi memanfaatkan toilet di pelelangan ikan untuk disewakan kepada wisatawan. Dari sini pemasukannya cukup lumayan baginya.
"Lumayan ada beberapa WC di pelelangan ditarif untuk wisatawan. Untuk buang air kecil dan besar Rp2.000 dan untuk mandi Rp 5.000," kata Yadi.
Cerita lainnya datang dari Sulaeman (45), salah seorang nelayan. Pria yang akrab disapa Sule ini memilih mengalihkan perburuannya.
Jika biasanya ia mencari tangkapan ikan besar, kini ia lebih memilih menangkap ikan kecil. Ikan itu untuk diolah menjadi ikan asin.
Bagi Sule, menangkap ikan kecil jauh lebih masuk akal di tengah kondisi saat ini. Sebab, ia mengaku hanya nelayan kecil dengan modal yang tak banyak.
Sedangkan untuk mencari ikan besar di laut lepas, butuh modal besar. Hal itu dirasa sulit karena pengeluaran tak sebanding dengan hasil tangkapan.
"Biaya melaut itu mahal, kalau lagi paceklik gini untung-untungan. Dia yang punya modal besar pasti memilih bertaruh karena punya jaring bagus. Kalau kami yang pas-pasan, ya gimana lagi," ungkap Sule.
Ia lalu memaparkan cara mencari ikan kecil. Ia harus berangkat 1-2 kilometer dari pantai untuk menebar jaring. Jarak ini jauh berbeda jika ia ingin mencari ikan besar.
"Terus jaring ditanam di tengah, kemudian diamkan beberapa waktu. Lalu tunggu di tepian pantai. Setelah itu jaring bisa ditarik dari pinggir pantai," katanya.
Jenis menjaring tersebut merupakan teknik menjaring tradisional. Cara ini sudah dilakukan para nelayan terdahulu di Batukaras.
"Kadang juga kalau rezekinya dapat ikan gede-gede, cuman kebanyakan ikan kecil (seperti) pepetek, bagad, kurapi, ya ikan untuk asin," jelasnya.