Harga Cabai Merah Mahal, Pedagang di Tasik Terpaksa Jual Satuan

Harga Cabai Merah Mahal, Pedagang di Tasik Terpaksa Jual Satuan

Deden Rahadian - detikJabar
Senin, 04 Jul 2022 08:50 WIB
Penjual cabai di Kota Tasikmalaya
Penjual cabai di Kota Tasikmalaya (Foto: Deden Rahadian/detikJabar)
Tasikmalaya -

Menjelang hari raya Idul Adha, harga kebutuhan pokok di Tasikmalaya naik. Bahkan beberapa pedagang terpaksa menjual barang secara satuan.

Seperti di Pasar Tradisional Padayungan Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Sebagaimana pantauan detikJabar pada Senin (4/7/2022), harga kebutuhan pokok di alami kenaikan sangat signifikan.

"Ini harga harga bukan lagi naik, tapi pindah harga, makin tinggi. Kumahanya pamarentah teh (bagaimana ya pemerintah)," kata Hj. Cicih, Pedagang Pasar Tradisional Padayungan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Harga komoditas bawang merah dan cabai merah yang alami kenaikan drastis lebih dari 200 persen. Bawang merah dijual Rp 80 ribu per kilogram. Padahal, pekan kemarin harga bawang merah baru Rp 20 ribu rupiah per kilogram.

Harga cabai merah juga naik drastis dari asalnya Rp 40 ribu menjadi Rp 90 ribu rupiah per kilogram.

ADVERTISEMENT

"Bawang merah sama cabai merah yang pindah harga. Bawang merah dari Rp 20 rebu menjadi Rp 80 rebu rupiah per kilogram. Kalau cabai merah tembus angka Rp 90 ribu per kilogram," ucap Cicih.

Pedagang terpaksa menjual cabai merah satuan seharga Rp 4 ribu per buah. Sementara bawang merah dijual mulai setengah ons Rp 5 ribu.

"Kita jual satuan cabai merah yang gede ini Rp 4 ribu pak. Itu biar laku aja. Kalau bawa bawang merah dijual mulai setengah ons Rp 5 ribu," kata Cicih.

Kenaikan harga ini dikeluhkan konsumen kelas menengah ke bawah. Mereka mengaku keberatan karena harus merogok kocek lebih dalam.

"Ampun pak, saya nggak sanggup lagi beli bawang merah kiloan. Mahal pisan (sekali). Lieur pusing ieu mah (pusing ini)," kata Risma salah satu pembeli.

Hal Senada diungkapkan Yulin, konsumen sekaligus produsen kuliner online. Ia, mengaku kesulitan menjalankan bisnis kuliner karena harga kebutuhan naik terus. Sementara pelaku usaha kuliner tidak bisa menaikkan harga jual makanan.

"Coba harga di pasar naik, kami nggak bisa jual kuliner dengan harga naik. Risikonya konsumen lari. Gimana ini bikin stres," kata Yulin.

Masyarakat berharap pemerintah mengendalikan harga. Salah satunya dengan diadakan operasi pasar.




(dir/dir)


Hide Ads