Pengembangan bisnis properti di Jawa Barat mulai mendapat angin segar setelah dihantam pandemi COVID-19. Tahun ini, permintaan untuk properti tercatat naik hingga di atas 12 persen.
Ketua Real Estate Indonesia (REI) Jawa Barat Joko Suranto mengatakan, saat ini bisnis properti dengan harga Rp 1 miliar ke bawah di Jabar sudah mulai mencatatkan kenaikan. Menurutnya, hal itu dipengaruhi oleh permintaan konsumen yang tak menahan lagi keinginannya untuk memiliki rumah baru.
"Kalau kita hitung, pertumbuhan (bisnis properti) di Jabar pergerakannya di atas 12 persen. Semuanya itu tumbuh, khususnya rumah yang harga Rp 1 miliar ke bawah, atau untuk warga menengah ke bawah," kata Joko saat berbincang dengan detikJabar via telepon di Bandung, Jumat (1/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyebut, kenaikan bisnis properti terjadi di beberapa wilayah strategis di Jawa Barat dengan beberapa kategori. Mulai di wilayah Bandung yang memang telah mendukung secara infrastruktur, hingga daerah lain yang secara bisnis manufaktur lebih banyak dan upah pekerjanya lebih tinggi.
Baca juga: Harga Kelapa Pangandaran yang Kian Merana |
Meskipun memang, saat ini kenaikan tersebut masih berkisar pada 70-80 persen permintaan properti di Jabar. Namun, Joko optimistis permintaan rumah akan terus meningkat hingga bisa kembali ke kondisi yang normal.
"Sekarang posisinya baru 70-80 persen dari kondisi normal. Yang perlu diwaspadai, sekarang kan ada tekanan terhadap inflasi dan ketidakpastian kondisi geopolitik dan ekonomi. Tapi kalau kita bisa kebutuhan, kita optimis itu semua bisa dikelola dengan baik," tuturnya.
Pertumbuhan ekonomi pascapandemi juga menjadi optimism REI untuk menggenjot bisnis di sektor properti perumahan di Jabar. REI kata Joko, tahun ini menargetkan pembangunan rumah baru sebanyak 35-40 ribu unit bisa terjual.
"Target itu sudah menjadi target REI tiap tahun, dan tidak ada masalah. Saat kondisi pandemi pun, bisa disuplai. Dan tahun ini, kita optimis pergerakannya akan jadi lebih baik," pungkasnya.