Harga cabai rawit hijau dan merah di Kota Bandung alami kenaikan. Sejumlah pedagang makanan pun turut berkeluh kesah.
Deden, penjual seblak ini hanya bisa pasrah atas kenaikan cabai.Harga cabai rawit di Kota Bandung, Jawa Barat masih Rp 100 ribu perkilogramnya. Meski harga cabai rawit naik, Deden, tak menaikan harga seblak yang dijualnya.
"Enggak naik meski cabai rawit naik Rp 100 ribu, setiap hari saya beli sebanyak 5 kilogram cabai rawit di Pasar Baru," kata Deden kepada detikJabar di Jalan Sultan Agung, Selasa (28/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Deden mengaku, meski harga cabai rawit naik, ia juga tak mencampurkan cabai jenis lainnya untuk bahan baku seblak yang dijualnya. Hal tersebut dilakukan karena Deden tak ingin mengubah kualitas seblak yang dijualnya.
"Enggak dicampur, semuanya pakai cabai rawit merah," kata Deden.
Deden menuturkan, ia juga tak merubah porsi seblak yang dijualnya karena dirinya tak mau kehilangan pelanggan. Menurutnya lebih baik untung dikit daripada harus mengurangi porsi.
Deden yang sudah berjualan seblak sejak tahun 2016 lalu itu mengatakan, tak hanya cabai rawit, bahan baku seblak lainnya juga ikut naik.
"Yang lain juga ikut naik, kikil, batagor dan lainnya. Tapi kenaikannya enggak seperti cabai rawit (melesat)," tuturnya.
"Jelas berpengaruh. Sekarang serba naik harganya, termasuk cabai," kata Kurniawan (38) salah seorang pedagang cilok di Jalan Gatot Subroto Bandung.
Kurniawan sudah enam tahun lebih berjualan cilok di Jalan Gatot Subroto Bandung. Cilok kurniawan ini memang berbeda, namanya cilok sambal goang. Cilok yang penyajiannya bisa tanpa kuah, atau dengan kuah. Cilok sambal goang ini full menggunakan cabai, ya tanpa bumbu kacang.
"Apalagi (cilok jualan) saya kan pakai cabai semua sambalnya, namanya saja sambal goang. Bukan kacang," kata Mas Kur, sapaan akrab Kurniawan.
Mas Kur mengatakan dalam sehari bisa menghabiskan dua sampai empat botol 500 mililiter sambal goang.
"Jadi satu kilogram cabai merah rawit itu bisa untuk dua sampai tiga hari," kata pedagang cilok asli Kebumen itu.
"Karena serba naik, ya otomatis mengurangi penghasilan. Pasti ada pengaruhnya," kata Mas Kur menambahkan.
Kendati demikian, Mas Kur bersyukur masih bisa berjualan. Sebab, penghasilannya kini mulai membaik setelah dihantam pandemi. Pada awal pandemi COVID-19, penghasilan Mas Kur tak mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari.
"Saya syukuri saja, sedikit-sedikit. Ngirit juga. Alhamdulillah masih bisa jualan," ucapnya.
Dari pantauan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar di lima pasar di Kota Bandung, yakni Pasar Kosambi, Kiaracondong, Sederhana, Pasar Baru dan Andir, komiditas yang mengalami kenaikan harga adalah daging ayam broiler, jagung pipilan, bawang merah, kentang, cabai rawit hijau dan merah.
Cabai rawit hijau dan merah, masing-masing alami kenaikan Rp 2 dan Rp 3 ribu per kilogramnya. Cabai rawit hijau pada Senin (27/6) kemarin, Rp 78 ribu per kilogram. Hari ini, harganya menjadi Rp 80 ribu per kilogram.
Sementara itu, cabai rawit merah pada Senin (27/6) kemarin, harganya Rp 98 ribu per kilogram. Hari ini, harga cabai rawit merah mencapai Rp 101 ribu per kilogram. Sedangkan, pada sepekan lalu atau Selasa (20/6), harga cabai rawit merah masih di angka Rp 96 ribu per kilogram.
Kenaikan harga cabai rawit ini membuat salah seorang pedagang cilok di Kota Bandung pasrah. Kenaikan harga tentunya berimbas, meski tak terlalu besar.
Simak Video "Video: Harga Cabai Rawit Merah Meroket, Tembus Rp 120 Ribu/Kg"
[Gambas:Video 20detik]
(sud/dir)